banner 728x250

Guru Honorer Segera Demo

demo guru honorer
judul gambar

demo guru honorer
demo guru honorer
JAKARTA TRANSPARANCY.COM – Tidak terima dengan hasil keputusan panitia seleksi nasional (Panselnas) tentang penetapan kelulusah honorer kategori dua (K2), guru honorer yang tergabung dalam Perhimpunan Honorer Sekolah Negeri Indonesia (PHSNI) mengancam akan melakukan aksi demonstrasi. Hanya saja, kali ini ancamannya bukan sekadar demonstrasi tetapi juga akan bertelanjang sebagai bentuk protes.

PHSNI menganggap aksi itu akan menjadi salah satu tamparan bagi pemerintah karena tidak konsisten menjalankan amanat PP 56 Tahun 2012 tentang pengangkatan honorer tertinggal sebagai CPNS.

judul gambar

“Kami tidak malu lagi untuk telanjang. Buat apa malu wong pemerintah saja gak malu kok melihat tenaga pendidiknya tidak sejahtera,” kata Soebandi, Ketum PHSNI kepada wartawan , Minggu (16/2).

Rencananya, lanjut Soebandi, aksi telanjang ini akan dilakukan guru laki-laki maupun wanita. Tindakan tersebut sebagai ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah yang tidak menjalankan amanat PP dengan benar.

Soebandi yang menjadi guru honorer sejak 1996 itu mencontohkan kasus di Jogjakarta. Menurutnya, di Kota Pelajar itu banyak guru honorer yang berusia kritis malah tidak lulus. Padahal pemerintah menyatakan bahwa honorer dengan masa pengabdian lama dan berusia kritis akan mendapatkan perhatian lebih.

“Kami sudah tidak malu untuk telanjang, karena malu kami sudah tidak ada lagi sejak guru honorer dibayar dengan upah 50 ribu sampai 200 ribu rupiah per bulan. Guru honorer wanita malah sering mendapatkan penyiksaan dalam rumah tangga karena biaya hidup tidak mencukupi sebulannya,” beber Soebandi.

Karenanya, PHSNI mendesak agar permasalahan honorer ini segera dituntaskan sebelum pemerintahan SBY berakhir.

“Mau diangkat bertahap ya tidak apa-apa, anggaplah ini sebagai hadiah bagi honorer yang selama ini sudah hidup di bawah taraf kesejahteraan,” tandasnya. Hal serupa disampaiak oleh Ketua Persatuan Guru Swasta Indonesia ( PGSI ) Abdul Muin , bahwa pihaknya merasa heran terhadap keputus hasil seleksi K2 yang terkesan tidak berpihak kepada guru guru honorer yang sudah mengabdi hampir puluhan tahun , terlebih lagi mereka yang mengajar di dearha terpencil . Seharus pemerintah pusat jeli dalam persoalan ini ” saya selaku ketua PGSI , merasa aneh dan tak rasional soal keputusan seleksi K2 , apa ada unsur yang lain kah ” tegas Mantan Ketua PC GP ANSOR Jakarta Utara ( akmal)

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.