banner 728x250

KEMENKO PMK: BANYAK MASYARAKAT BELUM TAHU PENTINGNYA SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN

judul gambar

JAKARTA, MEDIATRANSPARANCY.COM – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), dr. Sigit Priohutomo mengatakan, pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi pada anak di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) itu masih kurang.

“Banyak masyarakat masih belum tahu akan pentingnya 1.000 HPK. Pada masa tersebut, seorang anak tengah menjalani masa-masa emasnya,” ucap dr. Sigit Priohutomo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (22/12/2017).

judul gambar

Sigit menuturkan, seharusnya ibu hamil itu bisa menjaga asupan nutrisinya. Hal ini ditujukan agar pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan janinnya bisa optimal. “Ingat, faktor utama tingginya masalah stunting di Indonesia salah satunya adalah buruknya makanan yang dikonsumsi,” tegas Sigit.

Sigit menambahkan, kekurangan gizi tersebut biasanya disebabkan pertama kali saat anak masih dalam kandungan (masa hamil), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun.

Kurang gizi pada dua tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat lagi diperbaiki. “Selain itu, kurang gizi juga dapat menyebabkan kemiskinan,” kata Sigit seraya menambahkan, bahwa Kemenko PMK dalam hal ini telah melakukan langkah-langkah koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait.

Pendekatan multi sektor, kata Sigit, juga mutlak diperlukan agar semua pihak baik dari steakholder, organisasi dan masyarakat terlibat dalam menyosialisasikan perbaikan pangan dan gizi. Khususnya terkait pentingnya gizi pada 1.000 HPK, stunting, faktor penyebabnya, kerugian karena stunting dan cara mencegahnya.

Terakhir, Sigit menginformasikan, bahwa prevalensi stunting di Indonesia yang mencapai 37,2 persen merupakan masalah yang sangat serius, hal ini jauh di atas batas ambang yang diperkenankan di setiap negara yaitu sebesar 20 persen.

“Terdapat 15 provinsi melebihi 40 persen, hanya lima provinsi kurang dari 30 persen, dan tidak ada provinsi yang kurang dari 20 persen,” katanya. (ES265)

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.