banner 728x250

SINEMA & DISKUSI “BURUH MIGRAN DI BALIK KEMERDEKAAN INDONESIA”.

judul gambar

JAKARTA, MEDIATRANSPARANCY.COM – Dalam rangka menyambut hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 73, Migrant CARE menyelenggarakan Sinema dan Diskusi “Buruh Migran di Balik Kemerdekaan Indonesia”,  Kamis (16/8/2018), bertempat di @Bakoel Koffie, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat pukul 16.00wib. Indonesia Calling, sebuah film dokumenter pendek Australia yang di produksi pada tahun 1946, memberikan gambaran mengenai sejarah kontribusi buruh Migran (tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga India, Cina, New Zealand)  dan buruh Australia dalam mendukung upaya mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Di ujung jalan berkisah tentang keluarga-keluarga di Flores yang kehilangan anggota keluarga mereka; suami, istri, dan anak-anak karena merantau di Malaysia. Ada banyak kisah yang terlupakan dari periode perjuangan kemerdekaan, pun isu isu sosial yang hingga saat ini renta namun termarginalkan.

judul gambar

Pemantik Diskusi Bonnie Triyana dari Pimpinan redaksi majalah Historia, menurut beliau mengenai Film yang barusan diputar yang berjudul “Indonesia Calling & Di Ujung jalan” cerita mengenai buruh yang ada di Australia, sebetulnya mereka adalah tahanan politik pertama dari Digul Papua zaman  pemerintah kolonial tahun 1927, sebelumnya terjadi pemberontakan Partai komunis Indonesia melawan kolonial bulan November 1926 sampai Januari 1927, awal terjadinya film ini dibuat sehingga mereka dikucilkan dan terdampar di Australia karena dianggap melawan Otoritas kolonial, tetapi ada juga bukan dari Partai Komunis Indonesia seperti tokoh Bung Hatta dan Syaril, serta perjuangan yang sangat extream seperti Agus Salam yang dibuang dihutan sebagai tahanan Politik.

Film ini memperlihatkan pentingnya perjuangan politik dan solidaritas buruh dalam memerdekakan Indonesia, kita sudah dikenyangkan dengan narasi-narasi pemenang atau orang orang besar, namun kalau kita bicara buruh, apalagi buruh imigran dalam hal ini, kita bicara narasi yang kerap terpinggirkan, padahal kontribusi mereka ada dan nyata dalam memerdekakan Indonesia. Wahyu Susilo direktur Migrant CARE memaparkan soal buruh Migran yang mencari akar-akar sejarah permasalahan soal buruh Migran mengenai ke sejarah soal buruh Migran soal kebijakan dan pengambilan keputusan tanpa melihat historis buruh Migran kadang keliru, soal Migrasi kultural atau orang orang Indonesia ke Sabang atau orang orang Flores ke Sabang yang mendapatkan kriminalitas sampai sekarang masih berlangsung tidak bisa hanya melihat perspektif legal formal, hanya biasa dipake para demokraf. Sejarah migrasi tenaga kerja soal birokrasi pertama kali di Indonesia era kolonial dan kapitalisme, administrasi modern ketenagakerjaan dimulai awal abad 20 an dimulai dari rekrutmen dari buruh di Jawa dan Sumatera Timur selain Thailand dan India juga dari Cina untuk expolitasi buruh buruh tambang.

Dan ada pemutaran film berikut nya “Di ujung jalan” sutradara film Tony Trimasanto yang berkisar dengan keluarga keluarga Flores yang kehilangan anggota keluarga mereka, suami, istri, anak-anak karena merantau di Malaysia.

Namun kekerasan, penyiksaan, kematian, dan bahkan perubahan nama harus mereka lakukan demi uang. Akhirnya sebuah harga yang sangat mahal harus dibayar. Sebuah film yang menampilkan isu sosial yang hingga saat ini banyak terjadi.

Reporter: Ine Sri Rahayu
Editor: Hisar Sihotang

 

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.