JAKARTA, NediaTransparancy.com – Tahun 1951, tokoh wartawan nasional Parada Harahap, dengan semangat pengabdian dan idealisme yang tinggi mendirikan Akademi Wartawan di Jakarta. Ini merupakan embrio lahirnya Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta.
Melalui berbagai dinamika dan tantangan, cita-cita luhur tersebut terus dijaga dan dikembangkan hingga 4 Februari 1956 dibentuklah Jajasan Ibnu Chaldun, yang kemudian menumbuhkan dan membesarkan nama UIC Jakarta.
Memperingati milad UIC ke-69 tahun, Rektor UIC Jakarta, Rahmah Marsinah mengatakan, usia 69 tahun dapat dikatakan sudah matang bagi sebuah institusi pendidikan tinggi.
Diusianya yang hampir tujuh dekade ini, UIC telah dan akan terus melakukan berbagai langkah pembenahan untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul, kreatif, inovatif dan kompetitif dalam pengembangan pemikiran Ibnu Chaldun, serta kokoh dalam IPTEK dan IMTAQ menuju Visi 2045.
Untuk mencapai hal itu, lanjutnya, ada enam poin yang perlu dilakukan bersama secara konsisten dan berkesinambungan.
Pertama, penguatan tata kelola universitas (good university governance) yaitu membangun sistem manajemen yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan berbasis teknologi digital. Kemudian mendorong integritas dan profesionalisme seluruh elemen sivitas akademika.
Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu memberikan ruang pengembangan kompetensi bagi dosen dan tenaga kependidikan serta mendorong penelitian dan publikasi ilmiah yang relevan dan berdampak.
Ketiga, pengembangan kurikulum berbasis IPTEK dan IMTAQ, antara lain, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman dan dunia kerja. Selanjutnya, menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kebajikan universal di setiap jenjang pembelajaran.
Keempat, kolaborasi strategis dengan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat. Implementasi poin keempat ini adalah membangun jejaring kemitraan produktif untuk program magang, penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat.
Kelima, revitalisasi infrastruktur dan digitalisasi kampus, antara lain, meningkatkan fasilitas belajar mengajar yang representatif, aman, dan ramah digital. Selanjutnya, mendorong transformasi digital dalam layanan akademik dan administrasi.
Keenam, penguatan karakter mahasiswa sebagai pemimpin masa depan. Aplikasi dari poin keenam adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepemimpinan, kepedulian sosial dan nasionalisme yang kokoh.
“69 tahun bukanlah waktu yang singkat. UIC telah menempuh perjalanan panjang dari sebuah gagasan, menjadi institusi pendidikan tinggi yang matang, berdedikasi dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Semoga UIC lebih maju, lebih sukses dan lebih serta mendunia,” kata Rahmah, Rabu, 11 Juni 2025, di Jakarta.
Ditempat yang sama, Ketua Dewan Pembina YPPIC UIC Jakarta, Anshari Ritonga, mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas pencapaian 69 tahun UIC. Dia juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sivitas akademika UIC atas kerja kerasnya sehingga UIC terus maju.
“Ke depan UIC lebih berperan pada kedudukannya sebagai universitas, dapat mendirikan ilmu amalia dan amal ilmiah. Sehingga moto UIC, yaitu berilmu untuk diamalkan dan beramal harus dengan ilmu dapat diimplementasikan di masyarakat,” tegasnya sambil menutup pembicaran.
Penulis: Akmal