Dumai, Riau
MediaTransparanscy com
– 24/11/25. Kegiatan turun lapangan Lintas Fraksi DPRD Dumai, sesuai aspirasi Aliansi Rakyat Untuk Keadilan (ARUK), menemukan 5 anak sungai di kawasan Pelabuhan Dumai telah dialih fungsikan pihak Pelindo, sebagai landasan bangunan baik gudang maupun pabrik.
Ketua Komisi III DPRD Dumai, Hasrizal SH, didampingi Ketua DPRD Dumai dan Lintas Fraksi, meminta agar Pelindo membongkar dan memperbaiki kembali anak sungai yang kini menjadi parit kecil dan landasan peruntukan bangunan gudang maupun pabrik.
“Semua sudah melihat bahwa 5 anak sungai berada di atas bangunan gudang dan pabrik sehinga jalan air tidak mengalir sempurna, “Ungkapnya.
Selain itu, Hasrizal SH, Ketua PAN kota Dumai ini, menyebutkan jika 5 anak sungai di kawasan Pelindo kini telah menjadi parit dan menyempit. PT Pelindo harus bongkar dan perbaiki 5 anak sungai yang menyempit menjadi parit tersebut ini Agar banjir rob bisa di minimalisir, “Jelasnya.
Menurut Fatahudin sebagai Lembaga Penggiat Pemberdayaan Lingkungan Hidup ( LP2LH ), penutupan anak sungai dapat berdampak signifikan dan negatif pada ekologi :
Berikut adalah beberapa dampak utama yang dapat terjadi:
1. Perubahan Aliran Air dan Hidrologi : Penutupan menghalangi aliran air alami, yang mengubah pola hidrologi lokal. Hal ini dapat menyebabkan genangan air di hulu atau kekeringan di hilir, mengganggu keseimbangan ekosistem akuatik dan lahan basah di sekitarnya.
2. Hilangnya Habitat : Anak sungai sering berfungsi sebagai habitat penting bagi berbagai spesies ikan, amfibi, serangga, dan tumbuhan. Penutupan dapat menghancurkan habitat ini, mengganggu siklus hidup spesies, dan mengurangi keanekaragaman hayati lokal.
3. Fragmentasi Habitat : Penutupan menciptakan penghalang fisik yang memutus konektivitas antara bagian hulu dan hilir sungai, serta antara sungai utama dan anak sungainya. Ini menghalangi migrasi ikan dan organisme akuatik lainnya yang penting untuk pemijahan, pencarian makan, dan penyebaran genetik.
4. Perubahan Kualitas Air : Aliran air yang melambat atau terhenti akibat penutupan dapat menyebabkan penumpukan sedimen, polutan, dan nutrisi. Hal ini dapat menurunkan kadar oksigen terlarut (hipoksia), meningkatkan suhu air, dan memicu pertumbuhan alga berlebih (eutrofikasi), yang berbahaya bagi kehidupan akuatik.
5. Dampak pada Ekosistem Terestrial : Ekosistem darat di sekitar anak sungai juga bergantung pada rezim aliran air. Perubahan hidrologi dapat memengaruhi vegetasi riparian (di tepi sungai), keanekaragaman satwa liar yang bergantung pada sumber air tersebut, dan kesehatan tanah di sekitarnya.
6. Kerentanan terhadap Peristiwa Ekstrem : Ekosistem yang terganggu akibat penutupan mungkin menjadi kurang tangguh terhadap banjir atau kekeringan, memperburuk dampak bencana alam di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, penutupan anak sungai sering kali mengarah pada degradasi ekologis dan hilangnya fungsi ekosistem yang vital.
Sebagaimana tuntutan Aliansi Rakyat Untuk Keadilan, bahwa ke 5 anak sungai di area pelabuhan Pelindo dan kerusakan Ekologi yang ditudingkan serta penyebab banjir rob di kota Dumai, terbukti karena anak sungai telah di alih fungsikan PT Pelindo.
“Selama ini, terbukti. Pelindo telah mengalih fungsikan anak sungai, “Ungkap Ahamd Maritulius SE.
Akibat alih fungsi anak sungai oleh PT Pelindo hingga menyempit dan menjadi parit parit kecil tidak mampu menampung debit pasang rob dan menjadi penyebab banjir di Kota Dumai yang berdampak semakin parah. “Tudingan dan tuduhan Aliansi kepada Pelindo
Selama ini, terbukti 5 anak sungai sebagai penampung banjir rob kini menyempit dan menjadi parit kecil sehingga tidak mampu menampung,” ungkap Rizki Kurniawan ST
( Wawan )















