Jakarta,mediatransparancy.com – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. akan digelar Minggu ini. Salahsatu agenda RUPS perusahaan milik BUMD tersebut akan merombak seluruh jajaran direksi.
Diadakannya perombakan seluruh jajaran direksi PT Pembangunan Jaya Ancol tersebut lantaran diduga hingga kini Ancol tidak berkembang, Selain masih menanggung beban hutang senilai Rp 1,4 triliun, Banyak proyek-proyek yang mangkrak, gagal, dan bermasalah, Meskipun ada beberapa yang sempat berjalan, Namun proyek-proyek bernilai ratusan milyar itu tidak berkelanjutan.
Salahsatu proyek mangkrak yang ada di Ancol tersebut adalah pembangunan Hotel bintang lima yang berada di samping Resort Putri Duyung Ancol. Proyek yang sudah menyedot anggaran hingga ratusan miliar tersebut tak kunjung selesai dan hanya menyisakan Fondasi dan puing-puing.
Tidak saja pembangunan hotel bintang lima yang mangkrak, Wisata akurium raksasa Seaworld yang dibangun dari hasil kongsi dengan Lippo Group. Aset wisata tersebut sempat ramai dan berjalan dengan baik. Namun lagi-lagi akibat sengketa hingga ke Mahkamah Agung, Akuarium raksasa atau SeaWorld itu menjadi tak terurus dan tidak ada perbaikan maupun peningkatan fasilitas.
Dikutip dari laman Tempo.co Komisaris Utama Pembangunan Jaya Ancol Thomas Lembong memberikan bocoran siapa saja yang akan menempati kursi baru dewan direksi PT Pembangunan Jaya Ancol,?
Thomas mengatakan berdasarkan kesepakatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Jaya Grup sebagai pemegang saham, Nantinya orang-orang yang bakal mengisi kursi petinggi Ancol adalah kalangan profesional atau teknokrat.
Sebagian besar berasal dari Jaya Grup. “Eksekutif-eksekutif dari Jaya Grup, (pejabat) karir atau yang pernah berkarir di Jaya Grup,” kata Thomas.
Thomas enggan membeberkan siapa saja direksi yang akan terimbas perombakan. Ia hanya menekankan bahwa RUPST Ancol mendatang bakal merombak semua jajaran direksi, Dalam RUPS nantinya
juga ada peluang untuk perubahan komposisi komisaris.
Menurut dia, para pemegang saham sepakat merombak jajaran direksi karena manajemen dan tata kelola perusahaannya membuat bisnis Ancol tidak berkembang.
Didalam tubuh management Ancol tidak lagi kompak dan terpecah belah dan saling sabotase dan adanya politik internal, itu hal yang sangat disesalkan.”ucapnya
Oleh karena itu Thomas juga mengatakan Pemerintah DKI Jakarta dan pemegang saham minoritas kini tak ingin lagi perusahaan mengikuti sistem manajemen lama. Kedepannya dia mengatakan para pemegang saham ingin Ancol terlibat aktif dalam segala proyek yang dibangun.
“Harapan terbaik untuk profesionalisasi yaa merombak manajemen dan kedua gaya manajemen yang baru yang lebih transparan, terbuka, dan mencari mitra usaha yang kredibel, internasional atau punya rekam jejak yang baik,” kata Thomas.
Thomas mengimbuhkan, buruknya sistem yang dijalankan pihak Ancol selama ini terjadi lantaran manajemen mudah dirayu oleh iming-iming pengusaha. Misalnya, pengusaha mengumbar janji Ancol tak perlu ikut mengucurkan modal dalam proyek-proyek tertentu, Namun tetap akan menerima imbal hasil.
“Dengan konsep Ancol enggak usah keluar duit itu kita kayak lepas aja, tidak ikut turun tangan, tidak ikut mengelola masalah. Akhirnya serba berantakan,”ucap Thomas Lembong.
Penulis:Nurhadi