TANGSEL, MediaTransparancy.com – Pembangunan lanjutan sarana gedung SMPN 16 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang bersumber dari APBDP tahun 2024 melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) dengan anggaran sekitar Rp 781 juta belum dapat digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM). Artinya proyek itu hingga kini belum rampung dikerjakan.
Berdasarkan pantauan awak media di lokasi proyek, kegiatan pembangunan lanjutan gedung SMPN 16 Kota Tangerang Selatan, pelaksana proyek diduga sembunyikan papan proyek atau tidak transparan. Akibatnya, masyarakat sulit mengetahui jumlah anggaran dan nama perusahaan penyedia proyek tersebut.
Bahkan, dilokasi terlihat hanya 3 (tiga) pekerja tanpa dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) yang semestinya seperti pekerja yang berasal bukan dari proyek pemerintah. Ketiga pekerja tersebut sedang mengerjakan pemasangan keramik tangga lantai atas.
Saat dikonfirmasi pekerja soal Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3 ) sebagai mereka mengaku tidak difasilitasi APD lengkap proyek sebagai alat keselamatan kerja.
“Kami mulai masuk kerja di proyek ini awal bulan Ramadhan. Kami mulanya berlima, dan sekarang hanya bertiga semuanya gak dikasih APD proyek itu,” kata Opick, Senin (14/4).
Selanjutnya kata Opick, dirinya dipekerjakan di proyek itu dibayar secara harian dengan bayaran sebesar Rp 150 ribu perhari dan untuk kenek 130 ribu perhari oleh yang memperkajakannya.
“Kami kerja disini disuruh oleh pak Gotama, tapi saya gak tahu sebagai pelaksana atau sebagai pengawas, tapi untuk gaji lancar,” jelas Opick.
Saat ditanya soal papan proyek dan nama perusahaan, Opick mengaku tidak mengetahui lantaran sejak dia bekerja dilokasi itu tidak ada papan proyek terpajang di lokasi pekerjaan atau SMPN 16 Kota Tangerang Selatan.
“Saya tidak tahu nama perusahaan, tidak ada papan proyeknya, apalagi anggaran dan pengawasan dari dinas kayanya pernah saya lihat hanya satu ke lokasi proyek ini, selain pak Gotama saya tidak tahu,” paparnya.
Selain itu, awak media bertanya perkiraan pekerjaan rampung, dia juga mengaku tidak bisa memastikan kapan selesai, karena tampak beberapa pekerjaan hingga kini masih banyak yang harus dikerjakan. ” Saya tidak tahu kapan selesainya,” akunya.
Pelaksana ataupun pengawas proyek tidak ada dilokasi pekerjaan, awak media mencoba mengkonfirmasi Gotama melalui telepon aplikasi WhatsApp berulang kali namun tidak merespon sama sekali. Akibatnya, hingga berita ini diterbitkan awak media belum mendapatkan keterangan dari pihak pengawas dan pelaksana proyek.
Penulis: HI