Menurut Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jambi, melalui Kepala Bidang Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jambi, Sigit Eko Wiyono mengatakan Pemerintah Provinsi hari ini memulangkan sekitar 31 orang asal Jambi dari Asrama Haji Bekasi.
“Mulanya ada sekitar 105 orang dari Kalimantan barat, namun berkurang karena di Jemput oleh saudaranya dari berbagai daerah dan tinggal 82 orang yang di bawa ke Asrama Haji,” kata Sigit.
“Dari 82 orang itu, ternyata sudah di jemput oleh keluarga kandungnya, seperti orang tuanya, kakaknya atau lainnya yang sudah di pastikan akurasi alamat, hubungan keluarga dan lain-lainnya oleh pihak kemensos di Asrama Bekasi dan langsung diserah terimakan oleh pihak keluarganya, dan hari ini kita pulangkan hanya 31 jiwa, ” tambah Sigit
Dulunya, kata Sigit, para eks Gafatar enggan untuk pulang ke Jambi, dengan adanya pembinaan, pengertian dan diskusi bersama akhirnya para eks Gafatar mau pulang Ke Jambi. “Karena mereka ini tersangkut dengan status kependudukan,” ujar Sigit.
Para eks Gafatar di Makorem, kata Sigit, diperkirakan selama tiga hari untuk proses pembinaan. “Sesuai kesepakatan Danrem mambantu menyiapkan tempat selama tiga hari, setelah tiga hari kita hubungi kabupaten masing-masing untuk menjemput mereka,” katanya.
Sementara itu, Mayor Imam Syafei selaku kepala penerangan Korem 042/Gapu mengatakan, pihak belum mengetahui hingga kapan eks gafatar akan tinggal di Makorem, pasalnya pihak TNI hanya mendukung dan membantu menyiapkan sarana dan prasarana yang ada di Korem. “Disini belum tau berapa hari, kita hanya membantu saja menyediakan tempat dan sarananya saja, semuanya nanti akan diserahkan kepada Kesbangpol,” ujarnya.
“Harapannya, agar masyarakat dapat menerima mereka di tengah-tengah masyarakat,” ujar Imam. Kusnadi, selaku Eks Gafatar mengatakan dirinya merantau ke Kalimantan Barat untuk memperbaiki hidup agar lebih layak.
“Niat saya merantau ke Kalimantan untuk memperbaiki ekonomi,” ujar Kusnadi. “Saya ingin hidup sejahtera, saya ikut kawan-kawan transmigrasi Mandiri ke Kalimantan, saya disana bertani,” tambahnya.
Langkah selanjutnya, Kusnadi belum mengetahui hendak kemana, pasalnya Kusnadi mengaku tidak mempunyai harta lagi. “Langkah selajutnya belum tau, kami pulang dari kalimanran tidak punya apa-apa lagi. Benar-benar miskin saya,” keluhnya. Disinggung mengenai keyakinan atau agama selama gabung dengan Ormas Gafatar yang dianutnya selama ini, Kusnadi enggan berbicara dirinya memilih diam. (lia)