“Dari mulai proses pelelangan, aroma busuk telah tercium, sehingga menghasilkan proses lelang yang relevan. 7,7 miliar selisih harga penawar terendah dengan pemenang lelang bukan kebetulan, tapi settingan,” sebutnya.
Disampaikannya, selisih harga yang cukup fantastis antara pemenang lelang dengan penawar terendah sangat bertolak belakang dengan hasil pelaksanaan kegiatan.
“Sikap keras panitia lelang untuk memenangkan PT Rudy Jaya sebagai pemenang lelang akhirnya terbayarkan. Pelaksanaan hingga sampai saat ini telah melewati batas kontrak lebih dari 80 hari kalender, pekerjaan masih ichlasul,” paparnya.
Baca juga !!
https://www.mediatransparancy.com/kinerja-ppk-dan-konsultan-pengawas-bobrok-revitalisasi-dermaga-pulau-tidung-acakadul-lsm-gracia-copot-semua-pihak-terkait/
https://www.mediatransparancy.com/hingga-kini-belum-kelar-revitalisasi-dermaga-pulau-tidung-jadi-ajang-korupsi/
Hisar menambahkan, pihaknya menduga, bahwa panitia lelang dalam menentukan pemenang lelang bukan berdasarkan kualitas perusahaan, tapi berdasarkan mutu anggaran.
“Apa yang terjadi sampai hari ini dalam pelaksanaan Revitalisasi Dermaga Pulau Tidung adalah bentuk profesionalisme perusahaan pelaksana. Kami menilai, bahwa panitia telah salah dalam memilik kontraktor dalam pengerjaan proyek tersebut,” ujarnya.
Ditambahkannya, amburadulnya pekerjaan Revitalisasi Dermaga Pulau Tidung akibat ketidakmampuan PPK dan konsultan dalam melakukan pengawasan.
