banner 728x250

CEGAH RADIKALISME, PESANTREN AN-NAHDLAH DEPOK GELAR SEMINAR SANTRI CERDAS

judul gambar

DEPOK, MEDIATRANSPARANCY.COM – Pondok Pesantren An-Nahdlah, Depok, Jawa Barat  menyelenggarakan seminar berjudul SANTRI CERDAS DAN BERIMAN UNTUK NKRI yang diikuti sekitar 180 santri dilaksanakan di Pondok Pesantren An-Nahdlah, Depok, Jawa Barat, Minggu (21/1/2018).

Pada acara seminar dihadiri Pimpinan Pondok Pesantren An-Nahdlah, Kyai Ahmad Solechan, M.Si, Kunto Nugroho, S.Sos, Analis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ketua Umum PMII Cabang Kota Depok, Ahmad Luthfi , Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) An-Nahdlah.

judul gambar

Acara ini terselenggara atas kerja sama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, Pondok Pesantren An-Nahdlah, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Depok. Acara diawali dengan penampilan Rebana dari Group Hadrah An-Nahdlah, yang dilanjutkan dengan pembacaan yasin dan tahlil bersama-sama yang langsung dipimpin oleh Kyai Achmad Solechan

Kyai Achmad Solechan mengatakan, tujuan diselenggarakannya seminar  adalah untuk memperkuat pemahaman para santri terhadap hubungan nilai-nilai Islam Ahlu sunnah wal Jamaah an-Nahdliyah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, juga untuk mengelola dan membina santri agar memahami pentingnya ideologi dan sistem demokrasi Indonesia, terutama dalam rangka menangkal radikalisme dan isu SARA.

“Dari awal seminar hingga akhir, terlihat para santri sangat antusias mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab seminar.,” kata Kyai Achmad Solechan seraya menambahkan, bahwa pentingnya aswaja an-nahdliyah bagi para santri.

Menurut Kyai Achmad Solechan, bahwa sistem khilafah Islamiyah tidak lagi relevan dengan bangsa ini, sebab, masyarakat Indonesia yang sangat beragam ini penuh kedamaian dengan menganut sistem demokrasi, demikian juga perbedaan sistem khilafah pada zaman Khulafaur Rasyidin dan masa dinasti.

Oleh karena itu, Achmad Solechan  berpesan kepada para santri untuk selalu cinta tanah air dan tidak mudah terpancing dengan isu-isu SARA.

“Harapan kami, edukasi tentang aswaja dan NKRI akan terus diselenggarakan di pesantren-pesantren yang ada di Depok. Hal itu penting untuk mengajarkan kepada santri tentang hubbul wathan,” kata Kyai Achmad Solechan.

Sementara itu, Kunto Nugroho, Analis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan, bahwa radikalisme merupakan awal mula terjadinya tindakan berideologi negatif seperti ektrimisme dan terorisme, dan berdasarkan data yang dihimpun pada tahun 2016 hingga 2017, bahwa anak remaja di usia sekolah dan anak muda sangat rentan terkena ideologisasi negatif.

“Sangat tepat diadakan acara ini untuk para santri agar sejak dini mereka mengetahui apa itu radikalisme, dan bagaimana menyikapi agar tidak terjebak didalamnya. Para santri sangat penting bagaimana mengimplementasikan toleransi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Kunto.

Kunto memaparkan tentang data-data dan penyebab terorisme yang terjadi di Indonesia. Media sosial menjadi sorotan utama penyebaran paham radikalisme. Beberapa kasus bom yang terjadi di Indonesia, ternyata disebabkan oleh proses radikalisasi yang terjadi di media sosial facebook.

Ia mencontohkan salah satu kasus, kata Kunto, pada kejadian baru-baru ini pengeboman di Surabaya dan Mojokerto menunjukkan bahwa pelakunya telah diradikalisasi dalam kurun waktu yang tidak begitu lama, yakni sekitar 4 hingga 6 bulan saja. “Dalam kurun waktu yang singkat, mereka bisa radikal dan akhirnya menjadi berjiwa ekstremis,” kata Kunto.

Ketua Umum PMII Cabang Kota Depok, Ahmad Luthfi menyambut baik diselenggarakannya kegiatan dan akan berkomitmen untuk meneruskan program penguatan kebangsaan dan nasionalisme di pesantren-pesantren di Kota Depok.

“Saya kira sinergitas pesantren dan PMII perlu dijaga. Hal itu mengingat maraknya berita HOAX dan ujaran kebencian bermunculan di media sosial. Sebagai penguat kaum intelektual muda NU, peran serta PMII sangat dibutuhkan untuk mengedukasi para santri untuk selalu selektif melihat setiap permasalahan,” kata Luthfi .

Luthfi mengatakan, dengan terselenggaranya acara ini, Pesantren An-Nahdlah, PCNU, dan PMII Kota Depok akan terus ikhtiar dan berkomitmen menyerukan kewaspadaan terhadap isu-isu SARA, radikalisme, dan ekstremisme. (ES265)

 

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.