SAMOSIR, MEDIA TRANSPARANCY – Semenjak Pendemi Covid 19 yang telah meluntak lantakkan tatanan perekonomian Dunia, imbasnya jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir dari sektor Pariwisata merosot tajam.
Adapun sumbangan PAD pada Tahun 2018 yaitu Total Rp.5.010.492.710,- pada Tahun 2019 Total Rp.5.537.885.501,- dan pada tahun 2020 merosot total akibat dampak Pendemi Covid-19 yaitu Rp.3.412.470.944,- yang terdiri dari sumber Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Distribusi Pariwisata yang ada daerah Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian Usaha Pariwisata Robintang Naibaho, Senin(8/3/21) ketika disambingi diruang kerjanya.
Memang semenjak pendemi Covid-19 sangat terasa dalam pendapatan asli daerah pada umumnya ekonomi masyarakat kita saat ini, persoalan ini sebenarnya secara Global dialami manusia dimuka bumi ini, mudah-mudahan pendemi ini cepat berlalu sehingga akses ekonomi bisa cepat normal kembali, tutur Robintang.
Senada dengan itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Ningar Sinaga mengakui bahwa dampak Pendemi Covid-19, telah merusak perekonomian masyarakat secara global, tinggal disini kita harus tetap berusaha yang paling utama tetap.menjaga protokol kesehatan, imbuhnya Ningar.
Ketika ditanya awak media bagaimana kita menjadi pelayan pariwisata yang baik, “disini kita perlu kembali mengakomodir kearifan lokal yang telah diturunkan nenek moyang orang batak, terutama khas filosopi Dalihan Natolu, yang mulai tergerus ditelan budaya asing dan perkembangan zaman. Kalau dulu Ada Bahasa batak, Marsatabi (Permisi), Tokka(Pantang) dan banyak lagi yang perlu kita gali sebagai tatanan adat ketimuran, ungkapnya.
Disini kita tinggal bagaimana dapat mengali kembali budaya leluhur, tanpa meninggalkan kemajuan Zaman teknologi, “kenapa Bali bisa, Samosir dipastikan juga bisa”, ujar Ningar mengakhiri.
Penulis: Hatoguan Sitanggang Reporter: Sudirman