banner 728x250

Drama Tari hingga Kritik SK Dewan Hakim Warnai Pembukaan MTQH Cirebon ke-51

judul gambar

CIREBON, MediaTransparancy.com — Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) Tingkat Kabupaten Cirebon ke-51 resmi dibuka dengan penuh kemeriahan namun tetap bernuansa religius, Selasa malam (25/11/2025), di Gedung Islamic Center Kedawung. Ribuan masyarakat hadir memenuhi area acara, menyaksikan rangkaian pembukaan yang berlangsung semarak sekaligus khidmat.

Sebelum seremoni pembukaan dimulai, acara diawali dengan berbagai penampilan seni budaya, di antaranya drama tari, Damar Sholawat yang menyentuh, serta devile kontingen dari seluruh kecamatan di Kabupaten Cirebon. Penampilan devile disambut hangat, menunjukkan komitmen peserta dalam mengikuti seluruh cabang perlombaan MTQH.

judul gambar

Acara ini turut dihadiri unsur Forkopimda, tokoh agama, perwakilan organisasi keagamaan, serta para kafilah dari kecamatan. Hadir pula jajaran Majelis Komunikasi Alumni Babakan (MAKOM ALBAB), termasuk Ketua MAKOM ALBAB Drs. H.Bambang Idris S.Pd beserta Dewan Pembina Dr. Ir. KH. Sangudi Muhammad, MM dan sejumlah anggota lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Cirebon Drs. H. Imron Rosadi, M.Ag menegaskan bahwa penyelenggaraan MTQH bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi ajang pembinaan umat dan upaya memperkuat fondasi spiritual masyarakat.

“MTQH bukan hanya perlombaan. Ini adalah ruang untuk menumbuhkan kecintaan pada Al-Qur’an serta membangun generasi yang berakhlak dan berilmu. Kita berharap dari sini lahir qori dan qoriah terbaik yang dapat mengharumkan Kabupaten Cirebon hingga ke tingkat nasional,” ujar Bupati Imron.

Puncak acara pembukaan ditandai dengan pemukulan bedug sebagai simbol dimulainya rangkaian kegiatan perlombaan secara resmi.

Ketua MAKOM ALBAB Cirebon, Drs. Bambang Idris S.Pd memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan MTQH tahun ini, namun juga menekankan pentingnya penyempurnaan dalam aspek teknis maupun artistik.

“Acara pembukaan ini patut diapresiasi karena mampu menghadirkan suasana religius dan kebersamaan. Namun dalam konteks MTQH, nilai kehormatan Al-Qur’an harus tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Dewan Pembina MAKOM ALBAB, Dr. Ir. KH Sangudi Muhammad MM yang menyoroti pentingnya pembinaan berkelanjutan bagi para qori dan qoriah Kabupaten Cirebon, dan akan Lebih baik lagi apabila ada rencana membuat madrasah khusus Qari-Qari’ah yang bisa juga sebagai cabang Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) nya Jakarta, atau Menginisiasi Pondok Pesantren (ponpes) yg ada untuk membuat madrasah khusus Qari-Qariah tersebut ujar Dr. KH. Sangudi.

“Kami berharap LPTQ Kabupaten Cirebon melakukan pembinaan yang lebih terstruktur dan berkesinambungan. Jangan hanya fokus pada momentum perlombaan, tetapi membangun generasi Qur’ani yang unggul, mandiri, dan kompetitif,” tegasnya.

Meski berlangsung meriah, pembukaan MTQH ke-51 ini tak lepas dari kritik. Salah satunya terkait penampilan drama tari yang berlangsung bersamaan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Beberapa tamu undangan menilai hal tersebut kurang pantas, terlebih terdapat penari perempuan yang bergerak berguling di area panggung, tepat di hadapan para qori.

Sejumlah pengamat dan tokoh tamu menyatakan bahwa hal itu kurang selaras dengan etika pelaksanaan MTQH, di mana pembacaan ayat suci seharusnya dilakukan dalam suasana hening dan penuh penghormatan.

Perwakilan dari salah satu kafilah Kecamatan yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa pihaknya telah siap mengikuti seluruh mata lomba.
Namun ia juga menyoroti kurangnya kejelasan saat pembacaan Surat Keputusan (SK) dewan hakim.

“Kami siap bertanding dan mengikuti seluruh cabang lomba. Hanya saja, tadi saat pembacaan SK dewan hakim, tidak disebutkan nama-nama hakim yang bertugas sehingga menimbulkan kebingungan, baik bagi peserta maupun dewan hakim sendiri,” ungkapnya.

MTQH Tingkat Kabupaten Cirebon ke-51 yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kecamatan ini diharapkan tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga momentum memperkuat syiar Islam dan pembinaan generasi Qur’ani.

Dengan evaluasi serta catatan kritis dari berbagai pihak, penyelenggaraan MTQH ke depan diharapkan semakin baik, tertib, bermartabat, dan lebih mencerminkan kehormatan nilai-nilai Al-Qur’an.

judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *