banner 728x250

Gubernur Ganjar Ajak Perangkat Desa Ajar Transparan

Foto : Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP .
judul gambar

Yogyakarta, Mediatransparancy.com – Perangkat desa kembali diingatkan untuk transparan dalam menggunakan dana desa. Transparansi penggunaan anggaran merupakan salah satu bagian pelayanan kepada masyarakat.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat menghadiri acara Leadership Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas untuk Pemerintah Desa se-Kabupaten Rembang di Ballroom I Universitas Negeri Yogyakarta, Sabtu (27/8).

judul gambar

Menurutnya, tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan prima semakin besar. Terlebih dalam penggunaan dana rakyat.

“Nyuwun tulung nggih. Ajar transparan. Dana desa dipun tempel sing gedhe. Nek bisa ya nganggo web. Sekarang mulai banyak desa yang keren. Kedua, belajar melayani. Melayani itu cukup tiga saja. Mudah, murah, cepat,” pesannya.

Gubernur juga meminta para pengkat desa serius memetakan produk-produk unggulan di daerah mereka, yang berpotensi menembus pasar dunia. Terlebih pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang tengah berlangsung.

“Hari ini bapak/ ibu ketemu, saya harapkan bisa mencari potensi-potensi daerah yang bisa dikembangkan. Produk unggulannya harus kelas dunia. Jangan lokal,” tegasnya.

Mantan anggota DPR RI ini kemudian menceritakan kesannya saat melihat salah satu produk lokal unggulan yang dibuat oleh pengusaha asal Kebumen pada Pameran Produk Kriya Dekranasda Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kota Magelang.

“Saya lihat pameran bagus banget. Kebumen itu buat bambu didesain, ditemplek-templekke gitu. Meliuk-liuk, bagus banget. Saya yakin yang beli bukan orang Indonesia. Ternyata betul, seratus persen dijual ke Australia, laris,” cerita Ganjar.

Dia pun bertanya kepada produsen itu tentang keuntungan yang berhasil diperoleh dari kreativitas membuat produk lokal unggulan tersebut. Ganjar terkejut ketika pengusaha itu mengaku bahwa pihaknya masih kekurangan tenaga kerja, karena permintaan dari negara tetangga sangat banyak.

“Kula taksih kekurangan tenaga kerja. Begitu katanya. Cilaka to? Pasar ada, kualitas ada, desain bagus, tapi kekurangan tenaga kerja.

Lha mbok (calon tenaga kerja) dilatih. Dodolane ya bisa nganggo e-commerce. Nek ora ya gawe koperasi,” bebernya.

Menyinggung soal koperasi, Ganjar prihatin karena sebagian besar koperasi di Jawa Tengah minim anggota. Masih pada kisaran puluhan sampai ratusan anggota. Akibatnya, upaya pengurus koperasi untuk mengembangkan usaha mereka terkendala modal yang terbatas. Agar koperasi maju, anggotanya mesti diupayakan setidaknya 100 ribu anggota.

Penulis : Chris Muryat/rel

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.