banner 728x250

Hasil Turlap Bersama, PT Wilmar, PT IBP Dibangun Dan Berdiri Di Atas 5 Anak Sungai Yang Dirubah Menjadi Parit

judul gambar

Dumai, Riau
MediaTransparancy.com
– 26/11/25. Dari apa yang telah dilakukan bersama, hasil turun lapangan didapat beberapa temuan oleh DPRD Dumai, melalui Lintas Komisi bersama Aliansi Rakyat Untuk Keadilan (ARUK) dan sejumlah instansi pemerintah beberapa waktu lalu, adapun temuan yang fakta terjadi, sangat mengejutkan semua pihak.

Bangunan pabrik milik PT Wilmar Nabati Group (ex PT Bukit Kapur Reksa) dan PT Inti Benua Perkasatama serta Gudang milik PT Pelindo, berdiri di atas parit bekas anak sungai. Dan ditengarai sebagai salah satu penyebab banjir di pemukiman warga Kelurahan Buluh Kasab saat air laut melimpah atau rob. Akibatnya, banyak berdampak hampir disetiap bangunan terutama dinding hanya tinggal pasir tanpa dibalut semen serta perabotan warga mengalami kerusakan.

judul gambar

Ketua Komisi III DPRD Dumai, Hasrizal SH, mendesak dan meminta kepada pihak berkompeten untuk segera memperbaiki bangunan pabrik yang berdiri diatas parit. “Kita minta kepada pihak berkompeten untuk segera memperbaiki parit, agar banjir bisa teratasi, “Ungkap Hasrizal SH

Saat agenda turun lapangan (Turlap). Kordinator Aliansi Rakyat Untuk Keadilan, Rizki Kurniawan ST, mendesak agar bangunan /pabrik maupun gudang yang menutupi parit yang dulunya merupakan anak sungai segera di robohkan, karena keberadaan bangunan tersebut merupakan biang kerok banjir selama ini, terutama di wilayah Kelurahan Buluh Kasab.

“Semua bangunan yang berdiri diatas parit bekas anak sungai harus di bongkar dan kembalikan lagi fungsi anak sungai yang kini berubah menjadi parit kecil, “Jelas Ketua Yayasan Lebai Gedang ini.

Dulu, tambah Rizki lagi, anak sungai baik yang dikenal dengan sebutan sungai Pomal jalan Yos Sudarso, maupun anak Sungai Masang, lebarnya mencapai 8 meter 10 meter, dan berfungsi sebagai tempat penampungan air saat pasang air laut. Namun oleh perusahaan dirubah alih fungsikan menjadi parit kecil dengan lebar 2 hingga tiga meter dan berbelok belok, sehinga tidak mampu menahan air pasang laut.

Akibatnya air laut meluber menuju pemukiman warga. “Banjir yang menyerang Kelurahan Buluh Kasab telah menimbulan kerugian material bagi masyarakat. Banyak rumah maupun perabotan milik warga yang rusak terendam oleh air asin. Makanya dari itu kami minta bangunan pabrik itu harus dibongkar,” ungkapnya.

Jika hasil temuan ini tidak dilaksanakan pihak perusahaan, pihaknya akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa ke kantor kantor perusahaan dengan melibatkan semua komponen masyarakat terutama masyarakat yang terdampak.

Ketua RT 14 kelurahan Buluh Kasab, Denew Indra SE, saat di konfirmasi membenarkan, akibat banjir air pasang laut banyak warga mengalami kerugian material, baik bangunan rumah maupun jenis  perabotan. “Bahkan ada rumah yang ditinggal karena rusak akibat banjir air laut, “Jelas Denew.

Pihaknya mengaku mendukung, rencana pembongkaran bangunan dan perbaikan parit kembali menjadi anak sungai. “Kita sangat mendukung perbaikan dan merobohkan bangunan agar fungsi anak sungai seperti sedia kala,” Tegas Wakil Ketua Forum RT se kota Dumai ini.

Sementara, General Manager PT Wilmar Nabati Group, Simon Panjaitan, hingga berita ini dirilis belum berhasil dikonfirmasi, meski telah di hubungi melalui jaringan selularnya.

( Wawan )

judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *