banner 728x250

Kemendikbud Gelar Uji Kompetensi Keahlian Untuk Pengakuan Kompetensi Siswa SMK

judul gambar

JAKARTA MEDIATRANSAPARANCY.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Ujian terdiri dari dua jenis yaitu pertama, Ujian Praktik Kejuruan yang secara serentak diselenggarakan di seluruh Indonesia, pada tanggal 20 Februari 2017 – 18 Maret 2017.

judul gambar

Tahun ini, sebanyak 46 program keahlian SMK yang mengikuti UKK. Kedua, Ujian Teori Kejuruan.

Mustaghfirin Amin, Direktur Pembinaan SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud (Dir Pembinaan SMK Ditjen Dikdasmen), mengungkapkan, UKK sebagai penilaian hasil belajar untuk siswa SMK.

Sehingga, hasil UKK dapat dijadikan indikator ketercapaian standar kompetensi lulusan yang bermanfaat bagi sekolah, peserta didik sebagai pencari kerja, maupun dunia industri.

“Hasil UKK dari peserta didik akan menjadi indikator ketercapaian standar kompetensi lulusan, sedangkan bagi pemangku kepentingan, hasil UKK dijadikan sebagai informasi atas kompetensi yang dimiliki si calon tenaga kerja,” ujarnya, di Jakarta, Selasa (23/2/17).

Menurut Direktur Mustaghfirin, materi UKK disusun berdasarkan jenjang kompetensi lulusan SMK pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang memuat kemampuan melaksanakan pekerjaan spesifik, operasional dasar, dan pengawasan atau quality control.

“Saat Ujian Praktek, kita mengukur peserta UKK dalam mengerjakan sebuah tugas, atau membuat suatu produk sesuai tuntutan standar kompetensi,” kata Direktur Mustaghfirin.

Sedangkan, Teori Kejuruan mengukur pemahaman peserta didik terhadap landasan pengetahuan disamping untuk menguji analisis, daya nalar, dan penyelesaian masalah. Bentuk soal berupa projek yang dilaksanakan secara individual bagi UKK Praktik Kejuruan, dan tes tertulis dengan pilihan ganda untuk soal UKK Teori Kejuruan.

Saat bertandang ke SMK Negeri 27 Jakarta, antusiasme para siswa kelas XII sangat tinggi mengikuti UKK Praktik Kejuruan. Para siswa dengan kepercayaan diri mengikuti tiap tahapan ujian yang ditetapkan.

“Kami memulai ujian praktik ini dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 siang ini, dan ada dua jurusan SMK yang sedang mengikuti UKK, yaitu UKK Jurusan Jasa Boga, dan UKK Jurusan Perhotelan,” kata Ety Suyanti, selaku Kepala Sekolah SMKN 27 di Jakarta, Kamis (23/2/17).

Menurut Ety, para siswa jurusan Jasa Boga akan mengikuti UKK Restaurant Service, sedangkan UKK Housekeeping bagi para siswa dari jurusan Perhotelan.

Syafna Nurfadhila Khalda, peserta UKK dari Jurusan Jasa Boga SMKN 27 mengungkapkan, UKK Restaurant Service yang diujikan mencakup empat bagian yaitu folding napkin, miss and flush, table set up, squen of service.

“Folding napkin itu berupa ujian yang membuat berbagai macam bentuk dari serbet, seperti angsa, bintang. Sedangkan, Miss and flush itu memoles pisau lebih bersih karena pakai air panas,” ujarnya.

Diakui Syafna pengaturan table set up yang memiliki kendala tersendiri karena harus mengikuti standar yang berlaku.

“Table set up itu kan sudah ada aturan-aturanya yang baku seperti semua cutlerynya harus lurus sesuai prosedur mulai dari makanan pembuka atau appetizer hingga makanan penutup atau dessert,“ ujarnya.

Aria Wirayuda Pradana, siswa kelas XII Jurusan Perhotelan SMKN 27 sekaligus peserta UKK Praktik Keahlian menjelaskan ujian Housekeeping yang diikuti mencakup tiga keahlian, yaitu Order Taker, Public Area, dan Make Up Room.

Pada kemampuan order taker, Aria menjelaskan Ujian Praktik Keahlian berupa penanganan kebersihan di lingkungan public area sesuai standard dan prosedur yang berlaku.

“Itu keahlian public area ditanyakan mengenai alat apa yang harus anda bawa ketika membersihkan lobby dengan keadaan air tergenang, ada sampah, dan kaca kotor,” ujarnya.

Kemudian, dengan rinci, Aria menjelaskan, alat-alat kebersihan yang dibawa mencakup trolley, room dustman untuk membersihkan lantai kotor, dan wet vacuum untuk membersihkan genangan air. Sedangkan, pembersihan kaca itu bisa membawa glass wiper, window washer atau applicator, glass flock, mop set,” jelasnya.

Diakui Aria, ujian praktek berbentuk simulasi menjadi kendalanya.

“Tadi, saat praktek simulasi, saya sempat grogi karena waktu bekerja itu tidak yang memperhatikan, sedangkan waktu ujian ini dilihatin setiap hal yang kita lakukan, jadi kita grogi,” ujarnya.

Akibatnya, lanjut Aria, ada beberapa langkah-langkah make up room yang terlupakan, contohnya, itu ketika membersihkan kamar mandi banyak yang terlewat karena sambil ditanyakan.

“Seperti membersihkan kamar mandi, saya seharusnya memulai dengan wash basin, tapi saya tadi kelewat, jadinya malah langsung membersihkan shower. Tapi alhamdulilah semua lancar,” jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Sopan Andrianto mengungkapkan SMK dapat menjadi solusi terhadap masalah pengangguran, sehingga dibutuhkan standar kompetensi. Selain itu, kemampuan kewirausahaan pun harus bisa tumbuh dari jenjang SMK.

“Itu bisa kita terapkan untuk memecahkan masalah pengangguran, jadi orientasi menyongsong produktivitas dan efisiensi di dunia pendidikan dengan arahnya industrialiasasi, bagaimana bisa tumbuh kembang kewirausahaan dari jenjang SMK,”jelasnya.

Untuk meningkatkan kompetensi, kerja sama dengan dunia usaha untuk menampung keahlian para siswa SMK harus dilakukan.

Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, Sopan menjelaskan, sudah terdapat kerja sama dengan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dia mencontohkan, adanya kerja sama dengan TransJakarta untuk menampung para siswa belajar kerja atau magang.

“Kami juga sedang menjalin dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti TransJakarta, ketika bersekolah dapat disalurkan untuk magang di TransJakarta karena semua bagiannya ada, sehingga ketika praktek ada dua pilihan yaitu melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau bekerja karena sudah mandiri secara kemampuan,” ujarnya.

Senada dengan Kadisdik, Muhamad Faizul, salah satu penguji Jurusan Jasa Boga SMKN 27 mengungkapkan, jam terbang praktik di lapangan bagi siswa SMK sangatlah penting.

Hal itu bertujuan untuk tetap melatih siswa tetap terbaharukan dengan standar-standar prosedur yang diterapkan masing-masing dunia industri.

“Kalau dilihat kaya sekarang ini, para siswa yang diuji, yang berasal dari kelas XII dari pattiseri sudah cukup bagus tapi tetap harus menguasai pelayanan makanan dan minuman (Food and Beverage Service). Kemampuan sempurna siswa masih susah didapat, karena dia harus terjun di lapangan baru bisa menguasai, karena jam terbangnya belum ada, sehingga masih perlu dijajaki karena apa yang dipelajari di sekolah belum tentu sama yang diterapkan di hotel. Itu setiap standar yang diterapkan masing-masing hotel itu berbeda-beda,” tutupnya.

Ebenezer Sihotang
judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.