banner 728x250

Menteri Puan Maharani Luncurkan 15 E-Warong

Foto : Puan Maharani Remikan E-Warong di Banyumanik Semarang.
judul gambar

Semarang, Mediatransparancy.com – Sebanyak 15 elektronik warung gotong royong (e-warong) di Kota Semarang diluncurkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan RI Puan Maharani. Melalui e-warong diharapkan lebih mempermudah pemantauan dan pengawalan bantuan sosial yang disalurkan kepada masyarakat.

Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI Andi ZA Dulung menyampaikan pendirian e-warong dilandasi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika sebelumnya bantuan kepada masyarakat diberikan secara cash, dengan adanya e-warong bantuan disalurkan melalui sistem perbankan. Hal itu dilakukan sekaligus mendukung keuangan inklusif.

judul gambar

E-warong sebenarnya warung biasa, tapi transaksinya nontunai. Jika sebelumnya bantuan disalurkan melalui kantor pos, kali ini bantuan langsung ditransfer ke rekening masyarakat pemilik Kartu Keluarga Sejahtera. Selanjutnya, mereka bisa bertransaksi secara elektronik di warung tersebut. Banyak transaksi yang bisa dilakukan, mulai dari pembelian bahan pokok (beras, terigu, gula, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya), pembayaran listrik, telepon, PAM, cicilan, dan sebagainya. Bahkan, beras untuk keluarga sejahtera (rastra) yang dulu bernama raskin, bisa diperoleh di e-warong.

Pengelola e-warong, imbuh Andi, adalah masyarakat setempat. Sehingga warga merasa memiliki warung itu, dan mengelolanya dengan baik. Di Kota Semarang, sebenarnya sudah di-launching satu e-warong pada Agustus lalu. Dengan penambahan 15 e-warong, berarti sekarang terdapat 16 e-warong. Diharapkan jumlah e-warong di Kota Semarang terus bertambah sehingga seluruh transaksi penyaluran bantuan sosial dapat melalui transaksi nontunai. Di Jawa Tengah, hingga akhir 2016 ditargetkan berdiri 300 e-warong. Apalagi sekarang ini sudah ada sekitar 150 proposal e-warong yang sedang dalam proses persetujuan. Di antaranya 38 proposal dari Surakarta, dan 65 proposal dari Boyolali.

“Tidak hanya pemberdayaan, e-warong juga meningkatkan peradaban manusia dari yang tidak tahu sistem perbankan, menjadi ikut terdaftar sebagai nasabah bank, bahkan terlibat di dalamnya. Mereka tidak lagi sebagai penonton, tapi mengelola sendiri bantuannya. Yang tadinya tidak bermimpi punya warung jadi punya warung, yang tidak bermimpi jadi agen bank sekarang ditunjuk menjadi agen bank,” bebernya, Peluncuran E-Warong dan Penyerahan Bantuan Sosial oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan RI Puan Maharani, di Lapangan Jalan Grafika, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Jumat (28/10).

Menteri Puan Maharani menambahkan bangunan fisik e-warong memang memanfaatkan rumah milik warga. Yang penting fungsinya bisa untuk penyaluran bantuan sosial dengan tepat sasaran dan tepat guna. Termasuk, mencegah penggunaan bantuan sosial untuk hal-hal yang tidak perlu. Misalnya membeli pulsa, plesiran, dan sebagainya.

“Bangunannya memang sederhana karena kami ingin memberdayakan warung. Bukan membangun supermarket atau minimarket,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu Puan juga mengecek langsung bantuan yang disalurkan kepada masyarakat, apakah sudah sampai dan digunakan sesuai peruntukannya, melalui dialog dengan masyarakat penerima PKH, pendamping, hingga siswa penerima bantuan pendidikan. Dia juga meminta agar masyarakat melaporkan kepada wali kota jika menemui adanya bantuan yang menyimpang atau tidak cair.

Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menyampaikan berdasarkan data penerima PKH di Jawa Tengah tercatat se-banyak 634.498 kelompok swadaya masyarakat (KSM) dan usulan penambahan sejumlah 389.984 KSM, sehingga total mencapai 1.024.482 KSM. Dengan keberadaan e-warong, diharapkan nantinya tidak lagi terjadi kasus rastra yang dibagi rata.

“Kalau sudah menggunakan layanan ini tidak boleh lagi seperti itu. Kalau dulu ada yang menerima raskin rusak, berkutu atau kecoklatan, dengan e-warong dipastikan itu tidak akan ada lagi. Masyarakat penerima bantuan ini bisa memilih sendiri jenis beras yang diinginkan maupun sembako lainnya, seperti gula, minyak goreng, dan tepung di sini. Jika ada sisa, maka uangnya tidak akan hilang karena masuk dalam tabungan,” tandasnya.

Penulis : Chris Muryat/Rel

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.