banner 728x250

OPSI dan Pegiat HIV/AIDS mengadakan Media Gathering dengan Menjalin jaringan Bagi LGBT

judul gambar

JAKARTA, MEDIATRANSPARANCY.COM – Dengan bertempat di Restoran Sari Idaman yang terletak di Jalan Cipinang Jaya Raya Nomor 25A, Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur, Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) menggelar sosialisasi dan forum diskusi interaktif dengan pegiat HIV/AIDS dan para awak Media pada, Kamis (12/11/2020) siang.

Dalam diskusi ini, melibatkan sejumlah perwakilan pers/media, pegiat HIV/AIDS, LSM Bandungwangi, LSM PKBI, KPAP Jakara Timur, Komunitas PSP, Komunitas LSL, Komunitas Perempuan Positif Indonesia, Komunitas penasun dan Komunitas Waria (transgender) Jakarta Timur.

judul gambar
Penyerahan secara simbolis perwakilan Media oleh Daeng Linda (kanan) dari Komunitas Wartawan Jakarta (KOWARJA) kepada Saimah (Cimeh) selaku ‘Vocal Point’ Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) dalam kegiatan diskusi Interaktif yang digelar bertempat di Restoran Sari Idaman yang terletak di Jalan Cipinang Jaya Raya Nomor 25A, Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur, Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) menggelar sosialisasi dan diskusi interaktif dengan pegiat HIV/AIDS dan para awak Media pada, Kamis (12/11).dok-istimewa

Dengan menampilkan sosok Saimah (Cimeh) sebagai tokoh kunci pembicara, salah satu vocal point dari OPSI di Ibu Kota Provinsi DKI Jakarta, yang dalam prolognya menyampaikan bahwa sebenarnya kegiatan ini adalah bertujuan untuk membangun jejaring dengan rekan-rekan media.

“Lebih khususnya dengan terkait pemberitaan-pemberitaan tentang komunitas kunci. Di mana kita berharap kedepan media bisa memberitakan hal-hal yang positif, akurat, serta membangun dan menginspirasi terkait komunitas,” tuturnya.

“Apalagi issue HIV kerap sekali dihubungan dengan peranan komunitas. Hal ini sangat erat berkaitan dengan Media dimana sekarang ini Media memiliki peranan yang sangat besar dan memiliki pengaruh yang sangat kuat sebagai pusat perhatian publik untuk mengetahui dan mencari berbagai informasi, menyebaran informasi dan menambahkan pengetahuan,” ujarnya.

Masih kata Cimeh, kadangkala sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan pemberitaan oleh media juga berasal dari masyarakat itu sendiri. “Indonesia memiliki media massa yang beraneka ragam dengan tingkat perkembangan yang tumbuh-kembangnya dengan sangat pesat. Kebebasan yang diberikan negara dengan menerbitkan sebuah peraturan UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers,” paparnya.

Sementara itu, seorang komunitas, Riri mengatakan dalam hal ini komunitas kerap sekali mengalami stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui pemberitaan di media Online, Cetak maupun media Elektronik (televisi maupun radio). Bentuk stigma dan diskriminasi terhadap komunitas banyak didapat dari pemberitahuan ataupun pemberitaan yang selama ini menerbitkan komunitas hanya melihat sudut yang negatif dan penyebaran virus HIV seringkali digembar-gemborkan penyebabnya adalah oleh komunitas populasi kunci, tentunya peran pemerintah dibutuhkan dalam hal ini.

“Dan dibutuhkannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), manakala pemerintah tidak sanggup menjadi pendamping pada saat masyarakat terdampak HIV, maka dibutuhkan jaringan. Mereka ini adalah LSM dan Jejaring, kira-kira seperti itu,” ungkapnya.

Progam penanggulangan HIV di Indonesia yang dilakukan oleh Instansi Kesehatan; Dinas Kesehatan, Puskesmas, Klinik HIV/AIDS ataupun melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Selama ini sudah banyak dilakukan dengan melibatkan komunitas Populasi Kunci, namun pemberitaan media Online/Cetak masih kerap menyudutkan komunitas adalah sumber utama dalam issue penyebaran virus HIV tersebut.

Maka peranan Media menjadi sangat penting bagi komunitas dalam menekan dampak stigma dan diskriminasi yang selalu diterima oleh komunitas populasi kunci.

Term Of Reference, melalui kegiatan bertajuk “Establishment the networking with media at local level“, OPSI bekerja sama dengan mengandeng Indonesia AIDS Coalision (IAC) melalui dukungan pendanaan Global FoundNew founding Model continue (GF -NFMc) dengan mengadakan pertemuan diskusi bersama Media Online maupun Cetak dengan komunitas populasi kunci guna membahas dampak stigma dan diskriminasi pemberitaan terhadap komunitas populasi kunci yang akan dilakukan oleh Vocal Point di 5 distrik/wilayah di Ibu Kota (Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan) dengan melibatkan media-media lokal.

Dengan melalui kegiatan pertemuan yang diselenggarakan tersebut diharapkan terjalin kerja sama yang kuat antara Media dengan Komunitas dalam menangani permasalahan stigma dan diskriminasi serta sikap apriori terkait pemberitaan terhadap komunitas.

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun jejaring antara populasi kunci maupun Lembaga komunitas populasi kunci dengan berbagai media cetak, online maupun elektronik baik dalam rangka pengurangan stigma dan diskriminasi pada media terhadap populasi kunci atau mengumpulkan dukungan dalam penanggulangan HIV-AIDS.

Bahwa hasil yang ingin diharapkan dari diskusi dan pertemuan yang digelar, tentang stigma dan diskriminasi pemberitaan terhadap komunitas
populasi kunci, yakni terlaksananya kegiatan Media Gathering 25 peserta’, tentunya akan tercapai dengan hasil menjadikan jejaring yang mampu memberikan dampak positif. Sehingga terciptanya untuk dapat menyamakan persepsi, sehingga saat diwawancarai media para komunitas memiliki pemahaman yang benar, sehingga bisa memberikan informasi akurat dalam berkomunikasi, (simbosis mutualisme) terkait pemberitaan.

Latar belakang, OPSI (Organisasi Perubahan Sosial Indonesia) adalah jaringan penanggulangan HIV dan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi perempuan pekerja seks, laki – laki pekerja seks, dan Transgender pekerja seks di Indonesia. OPSI didirikan pada tahun 2009 dan mendapatkan legalitas dari KEMENKUMHAM pada tahun 2015 Nomor AHU 003812.AH.01.07.

Dalam berjalannya waktu, OPSI Nasional sudah membentuk di 20 OPSI Provinsi sebagai wadah untuk pekerja Seks HIV (Human Immunadeficiency Virus). HIV sendiri merupakan virus yang sangat mengerikan, dengan merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka kekebalaan tubuh seseorang yang diserangnya akan semakin lemah, sehingga rentah diserang berbagai penyakit.

Red/Zark

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.