Jakarta, mediatransparancy.com – Rumah Sakit Nasional Cipto Mangun kusumo (RSCM) dikenal sebagai rumah sakit central rujukan nasional, tak heran RSCM selalu di banjiri oleh pasien rujukan dari berbagai daerah di Indonesia. Namun ternyata RSCM tidak diimbangi dengan pelayanan yang baik.
Kurangnya pengawasan terkait maraknya Calo nomer pendaftaran pasien, banyak di keluhkan oleh masyakat, Saat pemerintah menerapkan Pembatasan sosial Bersekala Besar (PSBB) rumah sakit milik pemerintah tersebut telah membatasi jumlah pasien rujukan yang ingin berobat, untuk pendaftaran pasien rujukan baru RSCM hanya memberi kuota sebanyak 30 pasien, dan untuk pasien kontrol atau rawat jalan RSCM hanya meberikan 20 kuota untuk mesing masing Poli.
Pembatasan jumlah kuota pasien itulah yang di manfaatkan oleh para calo, praktek percaloan itu terjadi di loket antrian pengambilan nomor urut pendaftaran pasien lama maupun pasien baru.
Saat dikonfirmasi wartawan, Rendi salah satu keluarga pasien Poli mata tersebut mengeluhkan banyaknya praktek percaloan di rumah sakit milik pemerintah itu (RSCM).
Warga Slipi jakarta barat itu menuturkan, Pasien yang ingin berobat harus mengantre lebih awal dari para calo agar mendapatkan nomer urut pasien. “Semenjak PSBB ini jumlah pasien di batasi hanya 20 pasien, untuk mendapatkan nomer antrian, kita harus antri dari jam 10 malam mas, agar dapat nomer, Minggu lalu saya datang jam 02:00 Wib sudah tidak dapat nomer peserta pasien, “ujar Rendy kapada Wartawan.
Rendi juga mengatakan, disini juga banyak yang nawarin jasa antrian pengambilan nomer peserta pasien tapi kita harus bayar 100ribu. “Para keluarga pasien biasanya datang lebih pagi bahkan ada juga yang sampai tidur disini (RSCM) demi mendapat nomor antrean kecil, Tapi ternyata tidak jaminan untuk dapat nomer antrian kecil, biasanya antrean nomor kecil sudah tidak ada meskipun kita bela belain tidur disini, nomer di bawah 20 sudah ditempati oleh para calo. “ujar rendi kepada wartawan.
Hal senada juga dikatakan oleh Usman warga kalender jakarta timur yang hendak mengantar istrinya untuk check’Up, Usman sengaja datang pukul 03.00 Wib, Dia berharap dapat antrean nomor kecil, Namun dia harus kecewa lantaran antrean depan sudah dipenuhi tas yang diduga milik Calo.
“Biasanya kan kita antri dengan meletakan map dokumen rujukan, Tapi yang terjadi antrian di lantai depan pintu masuk bukanya map dokumen melainkan Tas ransel berisi baju yang diduga milik calo, kalo kita mau antri di depan tas tas itu, agar kita dapat nomor antrian kecil kita harus bayar 20 sampai 50 ribu. “ujar Usman.
Guna memastikan hal tersebut, wartawan mediatransparancy melakukan investigasi dilapangan (RSCM), diRumah sakit itu nampak banyak antrian para calo yang berbaur dengan keluarga pasien.
Salah satu petugas keamanan yang akan dikonfirmasi oleh wartawan terkait banyaknya calo nomer peserta pasien, bukanya pelayanan yang dikedepankan melainkan arogansi yang lebih ditonjolkan.
ngapain nanya nanya mas, kalo mau berobat,ikut ngantri aja..ambil nomer dulu, “ujar satuan pengaman (satpam) tersebut kepada wartawan.
Petugas satpam tersebut nampaknya tidak menghiraukan dengan maraknya praktek percaloan itu, hampir semua petugas keamanan di RSCM terkesan tutup mata dengan adanya praktek jual beli nomer peserta pasien. Dalam praktik percaloan nomer peserta pasien, diduga satpam juga terima uang setoran dari para calo.
“Kasihan orang sakit, masa harus diperlakukan itu, saya berharap kepada pihak rumah sakit RSCM harus bisa menghentikan praktik percaloan ini, kalo memang ada keterilabatan orang dalam mohon agar di tindak tegas.”ujar muksin warga pasar minggu.
Saat dikonfirmasi wartawan,petugas informasi yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, “selama PSBB jumlah pasien yang datang memang di batasi 30 pasien baru dan 20 untuk pasien kontrol.
Ketika dikonfirmasi terkait banyaknya Calo, wanita separuh dengan logat bahasa sumatra tersebut mengatakan, Memang disini banyak calo tetapi kita tidak bisa membedakan mana calo dan mana keluarga pasien, sebab mereka sama sama membawa surat rujukan dan surat kontrol. Saya orang kaya mas gak mau saya terima uang dari calo.”ujarnya.
Petugas informasi itu juga mangatakan, Calo yang ada disini rata rata mereka jagoan atau preman yang tinggalnya dibelakang rumah sakit ini, “ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan Humas rumah sakit RSCM belum dapat dimintai keterangan terkait banyaknya calo yang ada di RSCM.
Penulis : Nurhadi