banner 728x250

PENGUATAN DIRI ANAK UNTUK PENGGUNAAN INTERNET AMAN

judul gambar

JAKARTA, MEDIATRANSPARANCY.COM – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Susesnas tahun 2016, anak Indonesia berjumlah 87 juta jiwa atau sekitar 34% dari total penduduk Indonesia. Sebagai aset negara, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu menjamin tumbuh kembang mereka agar terhindar dari segala ancaman dan hal-hal yang kurang patut termasuk dari internet. Terlebih lagi, anak-anak Indonesia mulai aktif menggunakan internet.

Menurut survey yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menunjukkan, pengguna internet rentang usia 15 hingga 19 tahun mencapai 12,5 juta pengguna, dan rentang usia 10 hingga 14 tahun mencapai 768 ribu pengguna.

judul gambar

Atas dasar itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA RI) didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), ECPAT Indonesia, Siberkreasi, dan ID-COP menginisiasi kegiatan Hari Anak Nasional 2018, berkaitan dengan internet sehat dan aman yang diselenggarakan di Wisma Antara, Jl. Medan Merdeka Selatan Nomor 17, Gambir, Jakarta Pusat pada, Kamis (26/7/2018) pagi.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (PPPA RI), Yohana Yembise yang menjadi salah satu pembicara dalam talkshow, saat menyampaikan amanatnya pada acara tersebut, Kamis (26/7)

Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak dan remaja (generasi milenial) di Indonesia. “Di era digital, penting memprioritaskan hak-hak anak. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, serta keterampilan agar anak menggunakan internet dengan aman,” terang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise yang menjadi salah satu pembicara dalam talkshow ini.

Setiap orangtua harus paham bahwa anak perlu diberikan proteksi dari bahaya negatif gawai. Disamping itu, penguatan diri anak itu sendiri juga penting dilakukan. “Anak-anak kita diedukasi dalam memanfaatkan internet secara positif. Anak harus mampu memahami dan mendeteksi bahaya dan bagaimana cara menghindari dampak negatif di internet,” tutur Menteri Yohana.

Selain itu menurut Menteri Yohana, perusahaan penyedia jasa internet dan pemerintah, perlu meningkatkan keamanan konten atau melakukan proteksi sehingga dapat menjadikan dunia maya sebagai ruang yang aman dan positif bagi anak-anak dan remaja untuk tumbuh dan berkembang.

Menteri Yohana juga mendorong pembatasan waktu penggunaan gawai dalam kehidupan sehari-hari agar tidak berlebihan. “Kebanyakan melihat gawai (gadget) juga dapat mempengaruhi memori dan perkembangan otak,” jelasnya.

Kebijakan di Indonesia telah mengamanatkan untuk memastikan anak terlindungi dari eksploitasi, prostitusi dan pornografi. Diantaranya diatur dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Meski diakui internet juga memberikan dampak positif, seperti mendukung proses belajar anak. Menteri Yohana menambahkan, konten-konten positif perlu dikedepankan dengan memikirkan kepentingan terbaik bagi anak.

Beberapa anak yang hadir dalam kegiatan seminar pun menyadari, jika internet bagaikan dua sisi mata uang. “Kadang internet itu kejahatan didalamnya berbagai macam. Bullying pun juga kerap terjadi melalui internet, dan sering dialami oleh anak-anak seperti kami,” ungkapnya.

“Internet juga punya dampak positif dan negatif yang sangat besar. Intinya, kita harus menggunakan internet dengan sebaik-baiknya,” imbau Dustin, salah satu siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Santi Rama.

Hal ini pun didukung pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara “Intinya jangan anti sama internet. Internet akan berdampak positif jika kita menggunakan dengan bijak, tapi akan berdampak negatif jika kita menyalah-gunakannya,” ujar Rudiantara yang juga menjadi salah satu pembicara.

Dengan mengangkat tema “Internetku Baik, Internetku Asyik!”, kegiatan Seminar Hari Anak Nasional 2018 yang digelar KemenPPPA ini diisi berbagai agenda seperti Art Performance, seminar, dan talkshow. Uniknya dalam kegiatan ini, selain sebagai peserta, anak-anak dilibatkan mengisi kepanitiaan, menjadi pembicara kunci, dan penampil. Dan kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Internet Aman untuk Anak (Tem@an Anak) yang telah dilaksanakan pada Februari 2018 lalu.

 

Reporter : Ach Zark
Editor   : Ahmad Z
judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.