banner 728x250

PERSAHABATAN DUA POLITIKUS BEDA ‘JUBAH’

judul gambar

Jakarta, Selasa (14/07/2020)
Persahabatan memang mengasyikkan.Sejatinya pula, sahabat itu saling mendukung. Mungkin, itulah yang terjadi dengan Ahmad Mumtaz Rais dan Danang Wicaksana Sulistya. Keduanya politisi. Keduanya pula sama-sama elite partai. Mumtaz Rais sadalah seorang petinggi PAN sementara Danang Wicaksana dikenal sebagai petinggi Partai Gerindra. Mereka sahabat lama. Sampai pada suatu momen penting, yakni jelang Pilkada 2020, khususnya di Sleman. Keduanya seperti saling memahami.

“Nah terkait Pilkada Sleman 2020, setelah saya kurang berminat dari pencalonan kepala daerah Sleman, maka makin ramai. Apalagi saat itu juga ada semacam diskusi bertajuk “quo vadis suara milenial Sleman setelah mundurnya Mumtaz Rais. Makin ramai. Harus ada wakil dari milenial,” kata Mumtaz, saat dihubungi, Selasa (14/7)

judul gambar

Mumtaz menuturkan, ketika dirinya ke Jakarta, sahabatnya menghubunginya. “Iya, Mas Danang mengontak saya. Ngopi-ngopi yuk. Nah, dari pertemuan dengan sahabat saya itu, munculah diskusi tentang Sleman. Ya arahnya Mas Danang tertarik ikut berkompetisi di Pilkada Sleman,” katanya.
Gayung bersambut. “Kamu masih muda, ya tergolong muda. Jadi bisa-bisa terjadi koalisi. Ceruk pasar milenial tidak bisa dianggap remeh,” kata Mumtaz kepada Danang saat itu.

Mumtaz memuji sahabatnya itu. Danang konteksnya suara anak muda. “PAN-Gerindra bisa berjalan bersama. PAN sendiri tidak bisa mengusung karena cuma punya 6 kursi. Gerindra pun demikian, hanya 6 kursi di DPRD. “Kalau, ya kalau loh ya. Kan syarat bisa mengusung minimal 10 kursi di DPRD,” katanya.

GADIS CANTIK
Mumtaz menuturkan, setelah dirinya kurang berminat dalam pencalonan kepala daerah di Pilkada Sleman, maka PAN makin terlihat seperti “gadis cantik”.

“Karena seperti ada tradisi, khususnya di Pilkada Sleman, calon yang diusung PAN pasti menang. Itu Sejak 2005 loh. Kalau konteks Sleman, sing enthok PAN sing bakal menang. historical repeat itself. Makanya, yang mendekati, saya juga banyak,” katanya.

Mumtaz melanjutkan, banyak tokoh, elite parpol yang berminat maju di Pilkada Sleman menemui dirinya. “Semuaya saya temui, Pokoknya, pemimpin Sleman harus mampu memakmurkan kampung halaman. Sampai hari ini siapa calonnya, belum putus,” katanya.

Ketua DPP PAN ini melanjutkan, dalam rapat harian PAN, Ketua Umum Zulkifli Hasan memberikan ruang kepada saya untuk berdinamika, calon yang terbaik, mampu merebut ceruk suara. “Kebetulan, saya yang akan memutuskan siapa yang PAN dukung untuk Pilkada Sleman. Saya tentunya sangat hati-hati. Saya akan di pertengahan Agustus,” ucapnya.

Bagaimana jika yang diusung PAN dari Gerindra. “Dari dulu, PAN da Gerindra punya konsep dan kemiripan yang sama. Ketum Zulhas-Prabowo bersahabat. Persahabatan keduanya ditiru oleh kader kedua parpol hingga tingkat cabang. Secara ideologi, kami sejalan. Platform politik partai sejalan, pelaku politik seirama, chemistry-nya seirama. Pusat sampai cabang,” ucapnya.

Lalu bagaimana Danang Wicaksana menanggapi persahabatannya dengan Mumtaz? Saat dihubungi Elit Gerindra ini mengakui bahwa Mumtaz Rais adalah sahabatnya. “Yo,” katanya.

Danang pun kemudian menuturkan, Mumtaz sering mengajak berdiskusi soal politik. “Ya sering berkomunikasi. Waktu itu, mas Mumtaz mundur dari pencalonan, ya jadi gaduh. Padahal, Gerindra ya masih ingin bersama PAN. Makane aku yo komunikasi dengan mas Muntaz. Obrolanne yo macem-macem. Misalnya, bagaimana memajukan Sleman,” katanya.

Danang melanjutkan, saat ini zaman serba online digital yo sing milenial. “Tapi gak asal tik-tok an. Poko’e ada perubahan di Sleman,” ucapnya.

Dia mengemukakan, terkait pencalonan diserahkan kepada mekanisme internal partai masing-masing. “Ya masih berproses. Semoga landing-nya baik,” katanya.

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.