banner 728x250

Prabowo – Hatta Jangan terlena

judul gambar

judul gambar

Akmal Direktur Eksekutif JIM
Akmal Direktur Eksekutif JIM

JAKARTA – Direktur IndoStrategi Andar Nubowo menilai keputusan Ketum DPP Partai Golkar (PG) Aburizal Bakrie alias Ical atau ARB di penghujung waktu atau injury time untuk bergabung dan mendukung pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa justru sangat menentukan bagi peningkatan elektabilitas pasangan ini dan bukan tidak mungkin menjadi faktor utama bagi kemenangan Prabowo-Hatta.
”ARB telah mengubah posisinya sebagai king maker, dan itu sangat tepat dan rasional. Ini menunjukkan jiwa besar dia (Ical) sebagai pemimpin politik. Mandat yang diberikan Rapimnas Golkar kepada ARB dimanfaatkan secara tepat dan menguntungkan bagi Golkar dan pasangan Prabowo-Hatta,” terang Andar dalam perbincangannya dengan wartawan di Jakarta, Selasa (20/5).
Andar menilai, keputusan Ical menjadi king maker dan pilihannya dengan mendukung Prabowo-Hatta adalah pilihan paling realistis. Di samping itu, dari sisi platform partai, antara Golkar dan Gerindra relatif sama. Begitu juga hubungan pribadi antara ARB dan Prabowo yang sudah terjalin lama dan akrab, begitu pula hubungan Ical dengan Hatta Rajasa. ”Jadi ada senyawa kimia yang sama,” imbuhnya.
Menurut kandidat doktor bidang politik dari Prancis ini, dengan perolehan suara PG dalam Pileg 9 April lalu lalu sebesar 14,75 persen atau sekitar 18,5 juta suara, adalah modal besar bagi posisi tawar ARB dan partainya kepada Prabowo-Hatta.  Dengan modal ini dan kursi parlemen sebanyak  96 kursi maka Golkar akan sangat mewarnai koalisi dalam pasangan Prabowo-Hatta.
”Ini sangat menarik, meski paling akhir mendukung, Golkar dan ARB membawa modal suara sangat besar, bahkan yang paling besar diantara semua partai pendukung pasangan Prabowo-Hatta,” lontar Andar.
Dari sisi lain, Andar juga menilai basis dukungan PG yang kuat di pelosok daerah, begitu juga basis dukungan Gerindra, PKS, PAN, dan PBB, harus diberdayakan semaksimal mungkin untuk mendukung dan memenangkan pasangan Prabowo-Hatta ini.
”Mesin politik partai pendukung harus digerakkan dan diarahkan untuk memenangkan Prabowo –Hatta. Sebaliknya jika mesin politik tidak jalan, apalagi macet, maka kekuatan figur Jokowi-Jusuf Kalla yang akan menang, sebab dalam banyak survei, pasangan Jokowi-JK ini sangat tinggi elektabilitasnya,” papar Andar.
Karena itu Andar mengingatkan pasangan Prabowo-Hatta jangan terlena dengan banyaknya partai yang tergabung dalam koalisinya. Sebab pilpres berbeda dengan pemilu legislatif.  ”Dalam pilpres, kapasitas dan elektabilitas figur pegang peranan. Tapi jika mesin politik jalan dan bagus, dia akan sangat mendukung kemenangan pasangan capres-cawapres,” pungkas Andar. (sim)prabowo - hatta)

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.