JAKARTA, MediaTransparancy.com – Dengar – dengar, katanya tingkat keberhasilan program makan bergizi 99,99%, dengan hanya melihat kegagalan dari sisi yang keracunan. Padahal, misinya adalah perbaikan gizi.
Yang menjadi pertanyaan adalah, kecukupan gizi yang seperti apa dan parameternya apa? Harusnya ini yang dievalusi untuk mengukur tingkat keberhasilan.
Misalnya, target kecukupan protein dari makan bergizi, berapa gram per hari?
Saya kasih ilustrasi, misal, untuk anak – anak SD, minimal tersedia asupan protein sekitar 36 gram perhari. Berarti, jika makan tiga kali sehari, sekali makan harus tersedia asupan yg mengandung 12 gram protein.
Apa ini sudah tercapai? Boleh kita hitung dengan sederhana, yakni:
1. Nasi 1 porsi: 2 gram protein
2. Lauk telur 1 butir: 4 gram protein
3. Setengah potong ayam: 4 gram protein
4. Sayuran dan lain2: 3 gram protein
Jika begini menunya, hampir terpenuhi kebutuhan protein sekali makan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah kebutuhan harian protein anak – anak SD tadi sudah terpenuhi? Jawabnya, belum tentu. Sebab, dua kali makan di rumah (pagi dan sore) belum tentu menunya seperti program makan bergizi dari pemerintah.
Jadi solusinya, program makan bergizi dari pemerintah sebaiknya jumlah dan kualitas menunya ditingkatkan.
Evaluasi lainnya:
1. Apakah sasaran program makan bergizi ini akan berdampak strategis, seperti memberikan asupan bergizi bagi usia emas 1.000 hari sejak kehamilan
2. Rasa keadilan: Apakah program makan bergizi ini lebih memprioritaskan daerah-daerah tertinggal atau relatif miskin?
Penulis adalah Inisiator Gerakan Sadar Gizi