banner 728x250

Raih Juara 1 Lomba Film Pendek Sertu Hendy Tampilkan Wajah Perbatasan RI Malaysia

judul gambar

NUNUKAN, MEDIATRANSPARANCY.COM – Kementrian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah (UKM) RI menobatkan film garapan Sertu Hendy Yanuar P personel Kodim 0911/Nunukan Kalimantan Utara sebagai juara I dalam kategori film pendek bertemakan “Koperasi Milenial”.

Film yang disutradarai oleh Andi Ulfa Rosali dengan judul “Prasangka” menyisihkan 150 film lain dari sejumlah provinsi di Indonesia.

judul gambar

Film yang berdurasi hampir 10 menit tersebut menceritakan tentang sentra rumput laut yang menjadi sektor andalan perekonomian pulau di perbatasan RI – Malaysia sekaligus mengangkat wajah lain dari Nunukan yang merupakan perlintasan TKI, memadukannya dalam visual yang apik dengan pesan mendalam tentang gadget yang penggunaannya sering kali hanya untuk style dan sekedar swafoto menjadi akses yang membuka jalan bagi kesejahteraan petani rumput laut.

“Itu kenapa kita beri judul prasangka, banyak orang ketika melihat anaknya bermain hp selalu menganggap itu tak berguna, memang sebagian betul anggapan itu, di film ini kita angkat sisi positif handphone dengan cerita khas Nunukan yang mayoritas nelayan rumput laut, kita sisipkan pesan sosial, moral dan harapan,”ujar pemilik ide cerita dan penulis naskah Sertu Hendy Yanuar P yang merupakan personel Kodim 0911/Nunukan, Sabtu (20/10/2018).

Film ini digarap oleh Sertu Hendy Yanuar P bersama Aji Prasetyo dan Dini Rosita Sari dan membutuhkan waktu sekitar 10 hari melakukan shooting, mengambil lokasi shooting di jembatan Sungai Mantri desa Tanjung Nunukan Barat, dibintangi oleh Rizky Anggita Putri siswi SMAN I Nunukan yang berperan sebagai Anti.

Pelakon utama ini hidup berdua bersama ibunya yang bekerja sebagai buruh ikat tali rumput laut dan ayah seorang TKI, dimana gambaran tersebut menjadi sebuah keumuman di pulau Nunukan.

Berawal dari kemenangan Anti dalam lomba cerdas cermat yang diikutinya, ia mendapat hadiah sejumlah uang yang cukup banyak, cita-citanya memiliki handphone layar sentuh akhirnya tercapai dari uang hadiah yang ia terima. Sayangnya mamanya justru selalu memarahi dan menyudutkannya, bahkan menudingnya hasil dari mencuri dan terus saja marah-marah.

“Saat ia mempunyai handphone justru ia bimbang, karena sekolah menagih uang SPP yang belum terbayar selama 3 bulan, itu terjadi saat ayahnya yang bekerja sebagai TKI di Malaysia tak mengirim uang karena ternyata ayah Anti ditangkap Polis Malaysia akibat pelanggaran dokumen keimigrasian, kasus yang selama ini terjadi di Nunukan kan seperti itu,”jelasnya.

Cerita lalu masuk pada tema “Koperasi Millenial” saat secara tak sengaja Anti menginjak plang koperasi yang terjatuh, Anti lalu mencoba googling, browsing dan terus berselancar di dunia maya untuk mencari cara meningkatkan kualitas, kuantitas dan mekanisme perdagangan yang menguntungkan petani rumput laut di handphone barunya.

Dibantu pamannya yang juga pengusaha rumput laut sekaligus salah satu tokoh masyarakat yang dihormati, ide tersebut diaplikasikan dan diterima masyarakat, sehingga ide tersebut membuahkan hasil cukup menggembirakan, hasil panen rumput laut mendapat pangsa pasar menjanjikan dari perdagangan  online, kualitas dan kuantitas meningkat karena masyarakat ikut sistem yang tertulis dalam sebuah blog di internet, kemajuan dan kesejahteraan tersebut, diharap bisa menekan minat masyarakat untuk bekerja sebagai TKI di Malaysia. Rumput laut dengan cara manual saja sudah menjanjikan apalagi jika diaplikasikan secara milenial pasti akan lebih menjanjikan.

“Inti dari Prasangka adalah, opini kita tak selalu benar jika memandang handphone dari satu sisi, cerita Anti membuktikan itu, jangan tenggelam dalam prasangka, dan di akhir cerita nama Anti menjadi pahlawan dalam kemajuan sentra rumput laut, mamanya juga menyesal selalu memarahinya, ” ujarnya Sertu Hendy.

Editor : Hisar 
judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.