TOBA, MediaTransparancy – Ratusan Buruh PT. Toba Pulp Lestari(PT.TPL) melakukan aksi damai di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Toba (DPRD) mereka menyampaikan orasinya agar menonaktifkan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) AMAN dan KSPPM serta tangkap Delima. Mereka mengatasnamakan pendamping, tetapi menciptakan konflik dengan menuding merampas tanah masyarakat, memprovokasi organisasi keagamaan, merusak lingkungan alam tanah Toba. Gerakan masyarakat buruh bersatu ini terdiri dari para karyawan PT. TPL diseluruh wilah kerja TPL.
Rombonga buruh tersebut berangkat dari lapangan Tangsi Laguboti menuju kantor Unit Pelaksana Teknis Kesatian Pengelolan Hutan (UPT. KPH) wilayah 4 di Soposurung-Balige. Rombongan buruh ini langsung disambut salah satu kepala seksi di salah satu dinas tersebut senin, (26/5).
Selasai memyampaikan orasainya mereka di UPT KPL IV, rombongan langsung menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, (DPRD) Toba di jalan Sutomo nomor 1 Balige.
Rombongan tiba di kantor DPRD disambut langsung oleh ketua DPRD Toba, Frans Hendrik Tambunan, Sekretaris Daerah Kabupaten
Toba (sekdakab) Agus Sitorus dan,Donal Simanjuntak Plt.Sekretaris DPRD Toba.
Frans Hendrik, mengatakan sangat senang menyambut kedatangan orasi buruh ini, beliau menyampaikan siapapun bisa datang ke kantor DPRD ini untuk menyampaikan orasi dan aspirasinya, sesuai dengan aturan apa lagi Toba ini adalah salah satu Destinasi Wisata, beliau juga mengatakan kita jangan anarkis dan meminta kepada rombomgan untuk mengutus 7 orang perwakilan audensi dalam menyampaikan permohonannya.
Ketua DPRD Toba juga mengatakan, saya sebagai perwakilan legislatif dan Wakil Bupati dari Yudikatif siap menampung aspirasi saudara, mari kita bicarakan di ruangan saya, ucapnya.
Gerakan Masyarakat Buruh Bersatu menyampaikan permohonan kepda DPRD dan Pemkab Toba untuk diteruskan kepada pemerintah pusat.