banner 728x250

Rekor Muri Mi Jagung, Tekan Ketergantungan Beras dan Terigu

Foto : Pecahkan Rekor Muri Buat Mie Jagung di Alun-alun Magelang, Minggu(28/8/2016).
judul gambar

Magelang, Mediatransparancy.com – Selama kurun waktu 50 tahun terakhir, pola makan masyarakat Indonesia sangat berubah. Dari semula mengkonsumsi ketela, jagung, dan semacamnya menjadi beras dan terigu. Akibatnya, impor beras dan terigu di Indonesia mengalir deras.

“Impor beras Indonesia sekarang nomor dua sedunia dan terigu nomor tiga. Kalau dihitung rata-rata setiap orang makan 124 kg/ tahun. Perubahan budaya makan itu yang menimbulkan banyak penyakit,” beber Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr Eng Eniya Listiani Dewi pada acara Pemecahan Rekor Muri Mi Jagung dengan varian alami terbanyak di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (28/8).

judul gambar

Menurut perempuan kelahiran Magelang itu, perubahan budaya makan menjadi salah satu faktor munculnya banyak penyakit, terutama diabetes. Dia membeberkan, sebanyak 10 persen penduduk Indonesia sudah terkena diabetes.

“Saat ini Indonesia mengalami perubahan budaya makan yang menimbulkan banyak penyakit. Perlu diketahui, sebanyak 10 persen penduduk Indonesia mengalami diabetes. Itu pembunuh ketiga setelah stroke dan jantung. Maka kita harus ubah budaya makan ini,” tandas peraih Habibie Award termuda itu.

Untuk mengembalikan budaya makan sehat, imbuhnya, salah satu upaya BPPT adalah menciptakan mi jagung dengan 21 varian warna alami. Warna alami itu diperoleh dari bahan pangan, seperti buah bit, wortel, ketela, dan spirulla. Mi dipilih karena hampir semua orang menyukainya. Inovasi BPPT tersebut turut didukung Pemkab Grobogan yang menyediakan suplai jagung dan Unika Soegijapranata yang terlibat dalam riset.

Senada dengan Eniya, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengajak agar masyarakat tidak tergantung pada beras. Banyak sumber karbohidrat lain yang bisa dikonsumsi. Seperti jagung, ketela dan singkong.

“Sekarang makanan lokal sudah banyak diolah. Bupati/ wali kota, saya titip teknik pengolahannya diajari ya. Biar kualitas dan suplainya ada terus. Kalau nyamikan di kantor bisa pakai olahan lokal kita sendiri, top,” ujarnya optimistis.

Untuk meneguhkan komitmen dalam mengoptimalkan sumber daya pangan lokal, dalam acara tersebut dilakukan Deklarasi Peningkatan Penganekaragaman Jenis Pangan Lokal Menuju Indonesia Sehat. Deklarasi dilakukan oleh Gubernur Ganjar Pranowo, Bupati Grobogan Sri Sumarni, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, RSUD Magelang, Unika Soegijapranata dan PMI Jateng.

Terobosan menciptakan mi jagung ini meraih penghargaan dari rekor MUR, kategori pembuatan mi jagung dengan penggunaan warna alami terbanyak. Rekor dicatat pada urutan 7.563. Dalam kegiatan yang menjadi rangkaian Hari Jadi ke-66 Provinsi Jawa Tengah itu, juga diselenggarakan penjualan sembako murah.

Penulis : Chris Muryat/rel

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.