Jakarta, Mediatransparancy.com – Berawal dari wangsit, Supriyanto (40) bergerak membongkar makam ibunya, Parimah. Selama sebulan, dia melakukan serangkaian ritual untuk menghidupkan jenazah ibunda. Berikut 4 fakta menyeramkan itu:
Tepatnya pada 24 Mei 2016, Supriyanto dengan dibantu 9 orang membongkar makam ibunya yang dikubur di Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, sejak 14 April lalu.
Supri kemudian menyimpan jenazah Parimah di kamar belakang rumahnya. Jenazah Parimah yang masih lengkap dengan kain kafan diletakkan di atas tempat tidur kayu beralaskan tikar warna merah. Kondisi jasad Parimah sudah menghitam dan mengeluarkan bau yang menyengat hidung. Untuk menyamarkan aroma itu, Supri meletakkan jasad ibunya di atas plastik transparan lalu menyiramkan minyak wewangian.
Ritual-ritual pun dimulai. Supri dan rekan-rekannya lalu mengucapkan doa-doa dengan harapan agar ibunya bisa hidup lagi. Ritual doa berbahasa Jawa itu digelar di luar kamar, tempat jenazah Parimah disimpan. Tidak ada sesajen yang dipersembahkan dalam ritual itu.
Harapan tinggallah harapan. Jenazah Parimah tidak bisa hidup lagi, kini Supri harus berurusan dengan polisi. Pria berambut gondrong ini diduga ikut aliran sesat dan kini terancam pidana pencurian mayat.
Penulis : Chris Muryat