banner 728x250

SEBANYAK 1926   TUMPENG AKAN MERAMAIKAN HARLAH NU 92 DI MASJID HASYIM ASHARI JAKARTA

judul gambar

JAKARTA,MEDIATRANSPARANCY.COM– Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama yang ke-92 menjadi mumentum semangat kebangsaan yang religius, mengarah kepada kebangkitan Nasional, menjaga dan merawat NKRI.

pada, 31 Januari 1926 merupakan titik mula lahirnya Ormas terbesar di Indonesia ini. Bersama Muhammadiyah, NU menjadi benteng pertahanan religius dalam kebangsaan, kebanggaan masyarakat muslim di Indonesia terhadap NU khususnya warga Nahdiyin tidak memiliki batas kepercayaan.

judul gambar
DR. H. Syaefullah Ketua Pelaksana Harlah NU 92

Histori lahirnya NU, dimulai dari ulama Kharismatik Hadratus Syaik Hasyim As’ari  menjadi tonggak sejarah munculnya Islam tradisional, dan saat ini dikenal dengan slogan Islam Nusantara untuk Dunia. Sejatinya NU lahir sebelum tahun 1926, karena Pesantren yang merupakan basis Nahdiyin jauh hari melampau abad Manusia.

Pada tahun 1918 Ulama NU dikalangan Pesantren, KH Wahab Hasbullah mendirikan Tanswirul Afkar yang dikenal sebagai Nahdlatul Fikr (Kebangkitan Pemikiran), merupakan wahana cakrawala dan pendidikan sosial politik kaum santri dan pribumi.

Ada tiga tokoh sentral Ulama NU yang memilki peran besar berdirinya Nahdlatul Ulam Pra lahirnya NU, Syaikhona Kholil Bangkalan ulama yang sangat disegani menjadi tumpuan utama Hasyim As’ari untuk mendirikan NU, dari Syaikhona Kholil inilah tabi’at religius disambungkan.

Pengursu Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memperingati hari lahir (Harlah) ke-92 tahun. Sejumlah acara untuk memperingati Harlah NU akan diselenggarakan di Masjid Raya Hasyim Ashari Daan Mogot Jakarta Barat, Rabu, 31Januari 2018.

Ketua Panitia Harlah Nahdlatul Ulama, Dr. H. Syaefullah, selaku Ketua PWNU DKI Jakarta, menuturkan peringatan kali ini, semua kita fokuskan di Masjid milik kebanggaan warga NU DKI Jakarta. Ia mengungkapkan, rangkaian peringatan sengaja dilaksanakan dengan mengumpulkan pengurus DKM Masjid Hasyim As’ari , Ketua PCNU se DKI Jakarta, Banom NU, Lembaga  dan elemen-elemen,  budayawan NU seperti Lesbumi, Pagar Nusa dan lain-lain.

Laporan Panitia pelaksana Kepada Ketum PBNU KH.Said Aqil Siroj di ruangannya

“Kita sengaja mengemas, dan memusatkan acara Harlah NU disana, Insya Allah akan mengundang Musium Rekor Dunia Indonesia ( MURI ) , dengan katagori Nasi Tumpeng terbanyak yang berjumlah 1926, sesuai dengan awal pendiriannya NU,” kata Syaefullah, kepada mediatransparancy.com, Jum’at (19/1).digedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat.

Kata Syaefullah, rangkaian peringatan yang digelar dalam rangka Harlah NU, sudah dilaporkan kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),  Prof. DR.KH. Said Aqil Siroj, Jum’at (19/1), dilantai 3 Gedung PBNU.

Dalam pertemuaan panitia pelaksana Harlah dengan Kiai Said dan jajaran pengurus PBNU, menghasilkan beberapa rangkaian acara, seperti Rekor MURI Tumpeng, Istigosah, pemutaran film sejarah NU dan Tausiyah kebangsaan dari Ketum PBNU KH.Said Aqil Siroj dan Rois Am PBNU KH. Ma’ruf Amin, yang terakhir  arahan Bapak Presiden Joko Widodo  (Jokowi).

Ia menambahkan, rangkaian peringatan secara penuh akan diadakan di Masjid Hasyim Ashari Daan Mogot, Jakarta Barat dan berlangsung sejak pukul 14.00 WIB sampai selesai. Harlah Nahdlatul Ulama 92 akan dihadiri para Ulama, Kiai, Pejabat Sipil Militer, Eksekutif, Legeslatif serta ribuan kader NU, Pencinta NU dari selurah wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

NU (Nahdlatul Ulama) merupakan ormas terbesar di Indonesia, bersama Muhammadiyah.

NU menjadi benteng pertahanan Idiologi kebangsaan dibalik kuatnya idiologi paham  radikalisme, sekuler atau dokma agama yang berkembang dan yang tidak sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

Jurnalis: Bs/Akmal

Editor: Romy
judul gambar

Responses (2)

  1. Acara akbar seperti ini saran buat NU dapat mengajak dan menarik simpatisan masyarakat lapis menengah bawah untuk ikut serta sehingga adanya jalinan silaturahmi dari para warga yg berkegiatan di masjid dengan masyarakat yang di luar masjid dengan terciptanya kebinekaan sehingga persatuan dan kesatuan di kalangan umat tercipta rasa indahnya dalam ke bersamaan… dari semua lapisan dalam suasana religius…
    Terciptanya suasana indah dan tidak lagi terjebak isu sara tetapi indahnya kegiatan religie di semua masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published.