banner 728x250

SUMARNO TIDAK BER-KTP, HINGGA SULIT BEROBAT KAKINYA TERANCAM “MENBUSUK” DI BEKASI

judul gambar

KOTA BEKASI, MEDIATRANSPARANCY.COM – Suasana kontrakan Sumarno (35) tampak lusuh, meski berubin keramik bercorak putih polos. Ia tinggal bersama Amnah ibunya di kontrakan tersebut. Sembari menahan rasa sakit, Sumarno tampak tak bersemangat berbincang.

Sumarno (35) dengan didampingi sang ibu Amnah ketika menerima kedatangan wartawan dikediaman mereka, di kawasan Kampung Poncol Bulak RT 03 RW 17, Jaka Setia, Bekasi Selatan Kota Bekasi Jawa Barat yang ingin mewawancarainya pada, Kamis (6/9).

“Ya sudah berjalan sebulan penyakit ini menyerang seperti ini. Waktu itu sudah datang ke Puskesmas tapi nggak dikasih obat apa apa,” kata Sumarno tampak kesakitan.

judul gambar

Saat ini baik Amnah maupun Sumarno tinggal di kawasan Kampung Poncol Bulak RT 03 RW 17, Jaka Setia, Bekasi Selatan Kota Bekasi Jawa Barat. Berawal dari sakit yang menderanya, Sumarno tak bisa beraktivitas. Jangankan bekerja, memikirkan rasa sakit di kedua kakinya saja kelimpungan. Tampak mulai bernanah dan mengelupas.

” Ya nggak bisa ngapa-ngapain. Jangankan kerja, untuk bergerak saja sakit. Ya ginilah pak, pinginya diobati dan sembuh,” imbuhnya memelas.

Sementara itu pasca arahan dari Puskesmas agar urus identitas, memaksa Chairul alias Asep cross check ke Tomang Jakarta Barat, di mana Sumarno pernah bercokol. Chairul saudara Sumarno sempat cross check dan data Sumarno telah dihapus. Chairul pun bingung. Di sisi lain sakit kakaknya makin parah terganjal identitas.

“Sesuai arahan Puskesmas, makanya saya ke Tomang, data kakak saya sudah nggak ada, dihapus karena katanya lebih dari 10 tahun. Dan, bisa dirujuk asal diurus segala persyaratan,” ujarnya kepada mediatransparancy.com, Kamis (6/9/2018).

Data yang berhasil dihimpun, Sumarno lelaki kelahiran 27 Maret 1983 ini, nyaris tak beridentitas. Baik Amnah ibunya dan juga Sumarno, tidak memiliki identitas secuilpun, baik KK maupun KTP, daerah maupun Kota Bekasi, Jawa Barat.

Nggak punya sama sekali. Dulu, pernah punya tapi sudah hilang nggak diurus lagi,”lanjut Amnah yang bekerja jadi tukang parkir di Indomaret Kawasan GALAXY CITY Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Ini bukan satu satunya kasus warga sakit tak beridentitas yang tinggal di Kota Bekasi. Oleh karena itu, pentingnya pendataan oleh pihak RT setempat terhadap warganya.

Tampaknya, turunnya para relawan di dimensi kemanusiaan, membuat stakeholder (pemangku kepentingan) diduga seperti terlelap. Dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, PSM, TKSK merasa pulas, tupoksinya telah digantikan para relawan kemanusiaan yang muncul bak jamur di musim hujan.

” Ya, mereka seperti dininabobokan karena perannya telah digantikan oleh relawan relawan. Mereka seperti nggak ada masalah di masyarakat,” tukas Mukhlis Mubarak geram.(NS)

 

Reporter : Ach Zark
Editor   : Ahmad Z
judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *