banner 728x250

Tekan Impor Gandum, Ganjar : Mengapa Harus Makan Gandum ?

Foto : Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP .
judul gambar

Semarang, Mediatransparancy.com – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dibuat geleng kepala ketika sebagian besar mahasiswa, terutama anak kos gemar mengonsumsi mi instan. Praktis dan murah, itulah alasan mereka mengonsumsi mi instan. Namun, para mahasiswa tersebut tidak menyadari jika gandum sebagai bahan baku mi instan itu adalah komoditas impor.

“Apa iya sih kita yang nggak punya kebun gandum harus makan gandum. Di Tanjung Mas saja ada gudang khusus impor gandum. Tiap hari kita dijejali (gandum). Bahkan, itu jadi trademarks mahasiswa. Tukang makan mie instan,” sorotnya saat menjadi narasumber utama pada acara Seminar Ekonomi Pancasila bertajuk “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Kamis (26/5).

judul gambar

Ganjar menegaskan masyarakat tidak perlu gengsi untuk mengonsumsi pangan lokal. Untuk menekan konsumsi gandum misalnya, para lulusan teknologi pangan dapat memroduksi tepung mocaf dari ubi kayu. Tepung tersebut dapat digunakan untuk membuat aneka kue. Selain lebih sehat, tepung mocaf mudah didapat karena bahan bakunya 100 persen lokal.

“Padahal kita punya tepung mocaf. Mereka yang lulusan teknologi pangan, coba itu kamu olah. Coba kita produksi sendiri. Jepang dan Korea bisa makan makanan tradisional khas mereka. Mengapa kita nggak bisa. Malu? Gengsi?” tanya gubernur kepada peserta seminar yang sebagian besar mahasiswa itu.

Dengan mengonsumsi pangan lokal, artinya generasi muda telah meneguhkan ekonomi Pancasila yang berpihak kepada masyarakat. Sehingga berdikari dalam bidang ekonomi dapat terwujud.

“Apakah kita bisa mengukur nantinya dalam konteks ekonomi Pancasila itu sudah ada arah ke pada national interest. Kalau tidak , sadar atau tidak kita akan terdesak kepada ekonomi liberal. Kalau liberal, orang miskin akan kita kasih statement, salahmu miskin, nasibmu elek. Untuk mencegah itu mari kita berdikari dalam bidang ekonomi,” tegasnya.

Penulis : Chris Muryat/Rel

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.