banner 728x250

Tidak Punya Hati Nurani!!! Oknum PNS Depkes Bongkar Paksa Warung Nurjaniah Sihite, Barang Dagangan dan Uang Puluhan Juta Raib

judul gambar

JAKARTA, mediatransparancy.com – Rabu, 9 Maret 2022 adalah hari yang tidak pernah terlupakan oleh Nurjaniah Sihite. Bagaimana tidak, tepat dihari Rabu, 22 Maret 2022 tersebut, warung satu-satunya sumber hidupnya dan anak-anaknya harus porak-poranda oleh ulah salah seorang oknum PNS Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) yang diketahui merupakan anak pemilik lahan tempat warung Nurjaniah berdiri.

Kepada seorang tokoh masyarakat Samosir, Paul Manjo Sinaga, Nurjaniah bercerita, bahwa dirinya tidak pernah menyangka, warung reot miliknya dibongkar paksa oleh para tukang atas perintah seorang dokter anak pemilik rumah yang hampir selama empat puluh empat tahun menghidupi keluarganya.

judul gambar

Kabar pembongkaran warung miliknya diketahui dari hampir semua tetangga yang mengirimkan pesan singkat via WA, foto dan video ke HP miliknya saat dirinya sedang sakit pengapuran tulang dan sesak napas.

Mendengar desas desus warungnya mau dibongkar, Nurjaniah sempat menghubungi dan mengutus adik suminya yang bertempat tinggal di Tangerang untuk datang menanyakan sebab musabab atau alasan mau dibongkarnya warungnya tersebut.

Dari cerita adik iparnya, Nurjaniah menyampaikan, bahwa anak pemilik rumah yang merupakan seorang dokter dan juga sorang PNS di Depkes dengan nada yang keras dan kasar melarang siapapun yang hendak menanyakan dan membela kenapa tiba-tiba warung Nurjaniah mau di bongkar.

“Siapapun tidak boleh ada yang ikut campur dan melarang. Ini hak saya,” kata Nurjaniah menirukan ucapan adek iparnya.

Disampaikan Hurjaniah, bahwa sekitar empat puluh empat tahun warung itu menjadi mata pencahariannya untuk menopang kehidupan keluarga hilang dalam sekejap.

“Warung itu telah empat puluh empat tahun menopang kehidupan keluarga kami, hilang tak berbekas, tak ada angin tak ada hujan,” cerita Nurjaniah dengan pilu, Jumat, (113).

Nurjaniah menceritakan awal mula ia bisa berjualan warung kecil yang terletak di Jalan Raya Anggrek Cendrawasih tersebut. Disampaikannya, empat puluh empat tahun lalu tepatnya tahun 1978 suaminya diajak bekerja kepada keluarga Sihombing Boru Sihite, yang masih satu kampung dan ada hubungan kekerabatan dekat.

Usaha mereka berawal dari berjualan minyak tanah. Usaha mereka terus meningkat sampai usaha kredit dua puluh dua taxi.

“Ini semua adalah pengabdian dan kerjasama suami saya dengan ibu Rusmina Sihite. Suami saya bekerja tak kenal lelah dan tanpa ada hitung-hitungan sebagaimana lazimnya karyawan perusahaan,” tuturnya.

Berbagai usaha yang dilakukan keluarga Sihombing dikerjakan sebaik-baiknya oleh suami Nurjaniah Sihite bernama Paian Situmorang.

“Saya ini satu kampung dan sama-sama Boru Sihite dengan Nyonya Rusmina Sihombing ini. Dan saya selalu panggil Kakak sama Ibu Rusmina dari sudut silsilah kekerabatan orang Batak,” jelasnya.

Dilanjutkannya, karena suaminya bekerja tak kenal lelah siang dan malam, maka atas permintaan Pak Sihombing dan ibu Rusmina, dibuatlah sebuah warung sederhana dan kecil untuk menjual aneka minuman, rokok dan lain-lain.

“Untuk para supir Taxi yang sedang mangkal di pool Anggrek Cendrawasih, dan selama ada warung ini, setiap hari kami sering sekali berbincang bincang dengan Kakak Rusmina Sihite dan suaminya tentang perilaku anak-anak dan menantunya. Karena begitu dekat hubungan kami, maka semua rahasiapun semunya disampaikan dan minta pendapat kepada saya,” kenangnya.

Sambil terisak, Nurjaniah mengingat peristiwa kepergian suaminya tiga tahun lalu.

“Kakak Rusmina telepon agar suami disemayamkan di rumah kami. Karena suamimu orang yang sangat baik dan berjasa selama ini dikeluarga kami,” ungkap Nurjaniah.

Sepeninggal suaminya, hubungan Nurjaniah dan Kakak Rusmina berjalan baik dan semakin dekat, meski kedua suami mereka sudah meninggal.

Saat ini Nurjaniah tak mengetahui persis dimana keberadaan Ibu Rusmina Boru Sihite berada.

“Saya yakin kakak Rusmina pasti sangat kaget besar dan sangat sedih dengan perbuatan dokter putrinya yang zalim dan semena-mena dan tidak punya rasa kemanusiaan, yang tega-teganya membongkar warung saya orang kecil yang merupakan sandaran hidup saya dengan dua anak saya yg masih sekolah,” ujarnya.

Dari keterangan Nurjaniah Sihite, pada saat warung dibongkar, masih banyak barang daganganya yang ada disana, seperti 75 tabung Gas, 10 galon air mineral dan banyak lagi barang dagangan lainnya. Bukan hanya itu saja, ia juga menyimpan uang di buku sejumlah kurang lebih 50 juta rupiah.

“Uang kurang lebih 50 juta rupiah itu adalah uang arisan sembako menjelang lebaran nanti,” terangnya.

Sampai berita ini naik, Nurjaniah tak mengetahui jelas dimana keberadaan isi warung dan termasuk uang tunai yang ia simpan di warungnya tersebut.

“Putri kedua yang dokter dari Nyonya Sihombing Boru Sihite ini sejak menikah dengan orang manado memang tidak tinggal dengan mamahnya, entah tinggal dimana saya sendiri tidak pernah tau. Tapi belakangan setelah Covid reda, nampak sering datang di rumah mamanya sendirian. Dan bahkan tanpa ada merasa bersalah dan berdosa secara mendadak  membongkar warung tempat saya selama ini menopang hidup,” tandasnya.

Menanggapi prilaku ASN Kementerian Kesehatan RI yang berprilaku sewenang-wenang membongkar warung masyarakat kecil di Samosir, Sekjen LSM Gerakan Cinta Indonesia (GRACIA), Hisar Sihotang menyampaikan, bahwa perbuatan tersebut sangat tidak terpuji.

“Itu perbuatan tidak terpuji. Kita minta Menteri Kesehatan RI untuk melakukan evuasi,” katanya. Anggiat.

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.