banner 728x250

Tobarium: Parfum dari Sumatera Utara yang Mendunia

judul gambar

SIMALUNGUN, MEDIATRANSPARANCY.COM – Resin kemenyan merupakan komoditas hasil hutan bukan kayu utama di Sumatera Utara. Komoditas ini memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap pendapatan asli daerah.

Salah satu produk unggulan yang merupakan olahan dari resin kemenyan yakni Parfum Kemenyan Tobarium. “Produk inovasi dari olahan dari Kemenyan, hasil hutan bukan kayu utama di daerah ini akan diikutkan pada Indonesia Innovation Day (IID) di Jerman pada bulan Juni tahun ini,” kata Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Sylvana Ratina, di Simalungun, (2/5).

judul gambar

Sylvana menjelaskan, ide dasar pengembangan parfum Kemenyan mempertimbangkan manfaat multi-dimensi kemenyan sebagai sumber penghidupan, dan perkembangan sosial budaya dan peradaban di wilayah ini. Diperlukan upaya yang berkesinambangunan untuk menjaga produktivitas pohon kemenyan serta peningkatan nilai tambah produk olahannya.

“Peningkatan nilai tambah dilakukan salah satunya dengan mengolah resin menjadi produk parfum bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya.

Kepala Balai Litbang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Pratiara, memaparkan bahwa kemenyan merupakan getah atau resin yang dihasilkan oleh pohon kemenyan (Styrax spp) melalui proses penyadapan.

“Parfum kemenyan berbeda dibandingkan pewangi yang banyak beredar di pasaran, tidak mengandung alcohol, high concentrate sehingga bertahan lama. Selain wangi, parfum juga dapat digunakan untuk aromaterapi dan penyegar,” katanya.

Parfum yang merupakan hasil penelitian oleh peneliti Balai Litbang LHK Aek Nauli, Cut Riziani Cholibrina ini, dibuat dengan mempertimbangkan gradasi aroma sesuai dengan lepasnya partikel masing-masing minyak atsiri penyusun. Wangi parfum ini begitu berkelas, tahan lama dengan sensari aroma yang berbeda sepanjang waktu. Parfum kemenyan saat ini telah tersedia dalam 7 (tujuh) varian aroma yakni Rizla (floral fresh), Riedh@ (floral fruit), Jeumpa (cempaka), Azwa (woody), Aphis (green oceanic), Tiara (oriental) dan Sylva (forest).

Sumber: HumasKemenLHK

 

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.