Samosir, Mediatransparancy – Pemuda millenial Vandiko Timotius Gultom yang saat ini sebagai bupati Samosir, merupakan salah satu orang termuda terjun ke dunia politik. Sebelumnya Vandiko bekerja di Kementrian PUPR setelah ia mendapatkan gelar sarjana dari ITS.
Sepintas dimata masyarakat, Vandiko menjadi Bupati adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. ia dihormati, punya ajudan, bisa memerintah para pejabat, kemana-mana difasilitasi oleh negara, mau apa-apa selalu dilayani. Memang, disatu sisi itu benar, kedua orangtuanya dan sanak saudaranya pun pasti merasa bangga dan senang. Jangankan orangtua dan keluarga besarnya, orang yang bermarga Gultom pada umumnya juga pasti akan merasa bangga akan hal itu.
Akan tetapi, jika dipandang dari satu sisi, Vandiko Gultom yang masih sangat muda, ia yang masih berstatus lajang menjadi Bupati, adalah sesuatu beban yang cukup berat. Ia harus rela melepas kesenangan masa mudanya demi tugas yang di embanya.
Pada umumnya, anak seusia Vandiko Gultom lebih memikirkan kesenangan masa lajangnya, karena masa muda tidak dapat terulang kedua kalinya. Namun, itu semua harus direlakanya demi tanggungjawabnya.
Disaat teman sebayanya sedang memikirkan sahabat, teman, dan pacarnya, Vandiko sedang memikirkan kehidupan banyak orang. Disaat pemuda yang lain lagi asyik bermain menikmati masa muda, Ia malah sibuk bekerja melayani masyarakat. Disaat pemuda yang lain sedang liburan kemana-mana, ia malah pergi kemana-mana menjalin kerjasama untuk pembangunan daerah yang dipimpinya. Banyak hal yang harus dikorbankanya demi tugasnya. Walau itu sudah menjadi pilihan baginya, namun itu sesuatu yang sangat sulit dilakukan pemuda seusianya.
Meski ia mengorbankan masa mudanya demi pilihan tanggungjawabnya, kerap kali ia mendapat bullian bahkan hinaan. Namun, mau tidak mau ia tidak boleh marah, ia harus tetap sabar menghadapi ratusan ribu sifat masyarakatnya. Dibalik niat baiknya, ia juga tak lepas memiliki kekurangan sebagaimana manusia biasa.
Walau demikian, masih lebih banyak orang yang suka denganya. Saat ia berkunjung ke tiap-tiap desa, ia selalu dapat sambutan hangat dari masyarakatnya, khususnya para orangtua, kaum ibu dan anak-anak. Disamping kekuranganya, masih lebih banyak orang yang mengatakan bahwa Vandiko Gultom adalah pemuda yang baik dan bersahabat, wajahnya memancarkan kesejukan.