banner 728x250

Viral Baliho Harda Danang Diduga Seksis dan Rendahkan Perempuan

judul gambar

SLEMAN, MediaTransparancy.com – Pemasangan baliho salah satu pasangan calon (paslon) Pilkada Sleman 2024, Harda-Danang, menuai kontroversi setelah dianggap mengandung unsur SARA dan merendahkan perempuan. Baliho tersebut ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @abdad_m.y, dan kontroversi ini tampaknya telah memicu gejolak dalam koalisi partai pengusung paslon tersebut.

Baliho dengan ukuran sekitar 2 x 3 meter itu menampilkan paslon menggunakan pakaian warna putih tulang dengan latar belakang berwarna putih. Di bagian atas baliho, terdapat logo paslon berwarna merah, serta tulisan “milih imam (pemimpin) kok wedok, jangan ya dik ya! imam (pemimpin) kudu lanang”.

judul gambar

Unggahan akun @abdad_m.y yang memuat foto baliho tersebut disertai dengan caption yang mengkritik isi pesannya. “Sebuah kemunduran akal.. Sehemat dan sependek pengetahuan saya, Islam tidak pernah memandang perempuan sebagai makhluk second class,” tulis akun tersebut.

Ia juga menambahkan kutipan Al-Qur’an dari surat Al-Ahzab ayat 35 yang menekankan persamaan amal antara laki-laki dan perempuan di hadapan Allah.

Unggahan tersebut memicu reaksi luas dari netizen. Postingan yang diunggah pada Senin (14/8) itu kini telah mendapatkan 1.799 like dan 194 komentar.

Salah satu komentar yang cukup menonjol datang dari akun @prawitaazhari yang menyebut, “Astagfirullah gak layak jadi pemimpin.”

Beberapa netizen membandingkan kasus ini dengan kesuksesan perempuan dalam jabatan eksekutif di berbagai negara.

Akun @alfinepontia menulis, “Mantan presiden Taiwan itu perempuan, mantan kanselir Jerman itu perempuan, mantan walikota Surabaya itu juga perempuan dan mereka semua ini bisa dibilang sukses dalam menjalankan tugasnya”.

Sementara itu, ada juga komentar yang menyoroti konteks agama namun mengingatkan agar isu tersebut tidak dipolitisasi. “Sebenarnya bener aja, kalau gak salah ada perkataan/hadis wallahu a’lam terkait itu, tapi ya bukan untuk dipolitisasi,” tulis akun @tedodong_durian33.

Menariknya, baliho ini tidak hanya menuai kecaman dari masyarakat, tetapi juga menyebabkan gejolak internal di koalisi yang mengusung Harda-Danang.

PSI, salah satu partai pengusung paslon tersebut, mengeluarkan kecaman keras terhadap baliho tersebut. Dalam pers rilis yang diterbitkan pada 15 Oktober 2024, Ketua PSI Sleman, Agung Subroto, dan Sekretaris Ari Santoso Nugroho, menegaskan bahwa penggunaan isu gender dalam kampanye politik sangat tidak pantas. PSI menolak segala bentuk kampanye yang merendahkan martabat perempuan dan menyayangkan tindakan ini yang dianggap mencederai prinsip kesetaraan.

Kontroversi ini memicu spekulasi adanya ketegangan di internal koalisi pengusung Harda-Danang, dengan PSI secara terbuka menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap strategi kampanye tersebut.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari tim pemenangan paslon Harda-Danang terkait polemik ini, namun tekanan dari publik dan internal koalisi semakin meningkat.

Penulis: Medrid Andreas

judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *