banner 728x250

YANG BERPRESTASI DARI BALIK JERUJI BESI

Ketua Umum Leadham Internasional Bapak Yusuf L Tobing dan Ketua DPW Jateng Ibu Rismauli D. Sihotang beserta stafnya kelapangan
judul gambar

Prestasi Emas Dari Eks Tahanan Pulau Buru. Sebuah Kontroversi Vonis Mati

JAWA TENGAH, TRANSPARANCY.COM – LEAD HAM INTERNASIONAL peduli lini bawah. Terbukti kunjungannya kedaerahdaerah pelosok untuk berkunjung dalam rangka mengetahui lebih lanjut tentang ekonomi kerakyatan yang berkembang dimasyarakat bawah khususnya masyarakat tani. Pertama Bapak Ketua Umum Lead Ham Internasional Yusuf L Tobing dan Ketua DPW Jateng, Ibu Rismauli D. Sihotang adalah mengunjungi Tim Peduli diwilayah Sragen, ketua Tim Peduli Semesta Bumi Sukowati MLH WIBOWO menjelaskan, bahwa banyak hal yang menarik untuk disimak diranah pertanian, pahlawan sebenarnya ini (petani) sangat dihadapkan pada permasalahan yang komplek, petani adalah obyek bagi berbagai macam kalangan, mereka diperhatikan ketika mempunyai maksud-maksud tertentu Pelanggaran hak asazi manusia banyak ditemukan disini.

Tim Peduli mengantarkan Bapak Ketua Umum Leadham Internasional Bapak Yusuf L Tobing dan Ketua DPW Jateng Ibu Rismauli D. Sihotang beserta stafnya kelapangan, beliau menyaksikan dan mendengarkan keluhan Petani Organik diwilayah Sukorejo Sragen. Anjuran menanam organic ke mereka sangat dihimbau untuk dikerjakan, namun pemerintah daerah setempat belum mampu membuatkan solusi ketika panen.

judul gambar

Ketua Gapoktan Sukorejo (Suryanto dan Poktan Sri Rejeki Dimyati mengatakan, “ kami ini mau – mau saja dioyak-oyak (dikejar-kejar) untuk menanam organic, namun yang kami inginkan berikan kami sedikit nilai perbedaan atas nilai jual kami, karena bertani organic sangatlah membutuhkan penanganan ekstra, kenyataannya setiap panen hanya mendapatkan harga yang sama“.

Dijelaskan lagi, pernah ada pasar organic dalam kapasitas besar, dan seluruh hasil panen petani organic Sukorejo dibeli PD. PAL (PADI ALAM LESTARI), tapi pembayarannya mereka terima sampai setengah tahun kemudian. Pak Dimyati juga mengatakan ada perusahaan pembeli padi organic diwilayah Sragen, namun bila tidak punya akses masuk kepadanya, maka gabahnya ditolak begitu saja.

Mendengar keluhan mereka ini Bapak Yusuf L Tobing sangat kaget, nalurinya sebagai pelayan kasih tidak terima. Ada semacam nada geram atas ketidakadilan yang diterima petani. Beliau mengatakan “ini adalah pelanggaran ham dan sangat tidak bisa ditolerir, karena masyarakat petani inilah dari rakyat hingga presiden bisa menikmati pangan, Lead Ham akan memantau lebih ekstra lagi yang berkaitan kesewenangan dan ketidakadilan oknum kepada masyarakat tani”. Selanjutnya Ibu Rismauli D. Sihotang
menambahkan, “kami (Lead Ham Internasional) adalah lembaga independent yang tidak bisa diintervensi oleh pihak siapa pun.

Didepan Ketua Umum dan Ketua DPW Leadham Internasional beliau mengatakan, keswadayaan masyarakat tani disitu meski mampu menghantarkan prestasi, namun belum bisa secara frontal menggugah masyarakat tani lain untuk beralih kepertanian sehat ini.

Beliau mengatakan, mayoritas pandangan umum kepada masyarakat petani masih dianggap sebagai hal yang sepele, status atau posisi struktural paling bawah dibandingkan pedagang, pegawai apalagi pejabat. Petani sejauh ini banyak dijadikan obyek, diperhatikan tatkala ada maksud tujuan tertentu. Banyak jadi ajang janji-janji politik. Dan tiadanya jaminan dari pemerintah untuk menstabilkan harga pasar, sedang rata-rata petani jatuh diharga panen yang rendah. Begitu dan slalu begitu. Disitu tidurkah pemerintah ?

Mendengar dan melihat kenyataan disini, Bapak Yusuf L. Tobing memberikan semangat dan perhatiannya kepada warga petani disitu, b e l i a u  me n g a t a k a n “ t a k  s e p a n t a s n y a  kesewenang-wenangan terhadap petani dilakukan, kenapa bisa terjadi ketika harga kangkung organic, beras organic diswalayan dengan harga yang sangat tinggi itu kenyataanya dibeli dari petani dengan harga yang rendah, atau sama dengan hasil produk konvensional.

Ini adalah bentuk ketidakseimbangan yang perlu dicari solusinya, dimana yang sebenarnya petanilah yang harus menjadi pusat perhatian atas status structural dinegara agraris. Karena semua yang disajikan dimeja-meja pejabat tinggi hingga masyarakat bawah adalah hasil dari peluh-peluh petani. Dengan mengamati k e n y a t a a n  d i l a p a n g a n  i n i L E A D H A M INTERNATIONAL akan siap menjadi media untuk mencuatkan kemasyarakat luas dan kepemerintah”.

I b u R i s m a u l i D . S i h o t a n g  j u g a  memberikan respon atas keluhan para petani, sebelum beliau memaparkan tanggapannya untuk pertanian organic disitu, beliau menjawab dahulu petugas PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) yang kebetulan berada dilokasi dan menayakan tentang apa LEAD HAM itu dan maksud tujuan datang ke rumah mbah paiman.
Beliau menjawab “LEADHAM INTERNASIONAL, adalah lembaga Advokasi Hak Asazi Manusia, artinya sebuah lembaga Independent yang menangani tentang masalah hakiki manusia mendapatkan hak-haknya, memberikan p e n d a m p i n g a n s a m p a i t u n t a s a t a s ketidakadilan hukum. Kenapa disebut indepent dan kenapa ada kata internasional, karena lembaga ini berdiri bebas tidak terintervensi oleh pihak manapun, karena mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, modal yang cukup dan mampu memberikan solusi bagi masalah yang mungkin pemerintah karena terlalu sibuknya hingga kelewatan menangani hal-hal yan sepele, namun besar efek yang ditanggung bagi sipenangggung atas ketidakadilan, terutama masyarakat bawah. Dan kata internasional adalah karena Lead Ham bukan produk local, karena dinaungi dibawah payung PBB, dan terdaftar di Mahkamah Internasional di Den Hag Belanda”.

Sambil menikmati hidangan hasil produk organic beliau juga menjelaskan. “Bentuk kunjungan ini adalah salah satu dari program LEAD HAM INTERNASIONAL di bidang Ekonomi Kerakyatan, karena pertanian adalah sector fundamental yang rentetan prosesnya melibatkan banyak orang.
Ini sangat berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Hanya untuk memenuhi tuntutan “ Rasa “ lapar, rentetan panjang dari awal menggarap lahan hingga menjadi makanan yang tersaji diatas meja, memerlukan 4 bulan lebih dengan melewati proses yang melibatkan o r a n g b a n y a k . S e p e r t i m e n c a n g k u l , p e m b i b i t a n , mencabut, menanam, menyiangi, mengairi, menyemprot, memanen, menjemur, memilah, menggiling, mengemas, menjual, memasak, dan proses panjang ini hanya digulung sebentar oleh tuntutan kebutuhan si “Rasa” lapar t a d i . K e m u d i a n b e l i a u menambahkan tanggapannya kepada para petani dan petugas pertanian yang sama dating berkunjung waktu itu.

Beliau mengatakan “ini adalah kunjungan kali kedua, dan ketika saya datang pertama kali telah jatuh cinta pada mbah Paiman ini, karena kemandiriannya dalam memegang teguh prinsip olah tani yang sehat dan mementingkan k e a r i f a n l o c a l d e m I keberlangsungan ekosistem yang s e i m b a n g m e n j a d i s a l i n g bersimbiosis menguntungkan”.
Banyak hal yang dipaparkan dan saling bersambut nampak bahwa Ibu Rismauli sangat paham akan dunia pertanian, karena back ground beliau ternyata adalah Isinyur Pertanian, pertemuan ini m e n u r u t b e l i a u m a m p u menstimulasi ilmu-ilmu dan n a l u r i n y a s e b a g a i s e o r a n g pemaham pertanian keluar lagi. Nampak hangat dan saling terasa senang atas kunjungan LEAD HAM INTERNASIONAL didesa Dani pereng mojogedang ini. D a r i b e r b a g a i m a c a m perbincangan ini sepertinya ditemukan solusi-solusi yang mengarah pada titik temu (solusi hulu hingga hilir) tentang pertanian organic diwilayah setempat. Rombongan sempat d i a n t a r m e n y a k s i k a n j u g a tanaman-tanaman jati tua besarbesar yang telah beratus-ratus tahun berada disebuah komplek makam diseberang rumah.

Mbah Paiman memohon kepada LEAD HAM INTERNASIONAL bagaimana caranya agar tempat ini dijadikan situs sejarah dan cagar alam yang d i l i n d u n g i . P e r m i n t a a n n y a d i a k o m o d i r L e a d H a m Internasional dan akan dibantu untuk meneruskan ke pemerintah terkait untuk menerbitkan keterangan sebagai situs agar bias juga sebagai ciri khas dan icon desa Organic Mojogedang. Mbah Paiman memberi tanggapan atas begitu besarnya perhatian Lead Ham atas dunia pertanian organic, yang sejauh ini mengaku belum ada pihak yang memperhatikan secara serius memberikan solusi. Ini agar bisa ditiru dan agar bias mengaca diri kepada kinerja kepedulian Lead Ham. Karena selama ini mbah Paimanpun bingung dan bertanya-tanya, “kepada siapakah aku harus berbicara?”.

Demikian kunjungan yang sangat memberikan inspirasi dan d a n k e k u a t a n u n t u k menggaungkan lebih keras tentang hak asazi manusia, adalah masalah hakiki dari sebuah bentuk kehidupan manusia, dimana dalam keasazian manusia ada setitik Roh Ilahi yang berpotensi membuat titik balik, sebuah perubahan yang kapan saja bisa terjadi. Ini benar – benar sebuah realita kehidupan. Sebuah kontroversi keputusan vonis mati. Apakah pemerintah s e d i k i t p u n a k a n t e r j a d i p e r u b a h a n b a i k bagi terdakwa???!!! Bila tidak, kenapa pemerintah berani mengambil alih posisi Tuhan??!!! Tuhan Sang Penghidup yang pada masanya akan mengambil sendiri hak hidup seseorang itu. Senandung lagu Ebiet G. Ade ini seperti tepat untuk anggapan itu, “apakah buku diri ini, akan slalu hitam pekat, apakah dalam sejarah orang, mesti jadi pahlawan, sedang Tuhan diatas sana tak pernah menghukum dengan sinar matanya yang lebih tajam, dari matahari. Kemanakah sirnanya nurani embun pagi yang biasanya ramah kini membakar hati, apakah bila terlanjur salah, akan tetap dianggap salah…tak ada waktu lagi benahi diri, taka ada tempat lagi untuk kembali ?….”. (Sumber Buletin Leadham).

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published.