banner 728x250

ARUK Menembus Benteng Arogansi PT Pelindo, Revisi RTRW Jurus Pamungkas

judul gambar

Dumai, Riau
MediaTransparancy.com
– 11/12/25 Kepala Dinas PUPR Dumai, Riau Satrya Alamsyah menyampaikan momen perjuangan ARUK sejalan dengan upaya pengendalian banjir yang sedang dilaksanakan.

” Selama ini kita kesulitan untuk masuk ke kawasan Pelindo. Saya pikir perjuangan ARUK ini momen yang sangat pas. Terutama menyangkut box culvert, drainase yang kecil dan saluran air yang berada di bawah bangunan pabrik, gudang atau tanki timbun. Kita akan segera duduk bersama Pelindo, dan nanti hasilnya akan kita informasikan kepada ARUK,” ujar Rio, Kadis PUPR Dumai.

judul gambar

Sementara Kadis Pertanahan dan Penataan Ruang, Muhammad Mufarizal menyampaikan dalam revisi RTRW 2025-2045 yang sedang dibahas merupakan momen tepat mengkaji ulang fungsi anak sungai yang berubah menjadi parit

” Tidak hanya yang berada di Kawasan Pelindo, namun juga termasuk keseluruhan sungai yang sebelumnya ada di Dumai. Kita minta dukungan juga dalam penyusunan yang sedang kita lakukan untuk kepentingan revisi RTRW,” ungkap Farid,

Lebih lanjut disampaikan Farid, pihaknya sedang menghimpun data, termasuk menemui orang-orang tua yang mengetahui sejarah keberadaan sungai di Dumai.

” Kita akan laporkan kepada Pak Wali, dan sekaligus menyurati Pelindo terkait hilangnya Pulau Ancak. Kapan perlu kita surati KKP jika terbukti ada persoalan di lapangan. Untuk revisi RTRW, kami juga akan menyurati LHK,” papar Farid.

Sebelumnya Koordinator ARUK, Riski Kurniawan, ST, MIP saat membuka pembicaraan menyampaikan pertemuan ARUK bersama Pemko Dumai dilakukan ditengah duka dan bencana yang dialami 3 provinsi di Sumatera.

Bencana yang terjadi diakibatkan ulah dan keserakahan manusia. Seenaknya merusak alam dan meluluhlantakkan lingkungan. Bencana juga tidak tertutup kemungkinan terjadi di Dumai jika pemerintah abai terhadap kasus-kasus lingkungan.

” Kami berharap pertemuan hari ini bisa melahirkan sebuah legacy yang akan dikenang di belakang hari. Policy masa lalu, yang kurang arif dalam persoalan lingkungan, hendaknya tidak terulang kembali. Sejumlah kawasan industri, harus benar-benar dikaji dampak lingkungannya. Termasuk Pelindo yang menutup 5 anak sungai, dan dampaknya baru dirasakan hari ini,” ujar Riski Kurniawan.

( Wawan )

judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *